PEMBACAAN DO’A BERTEPATAN PELEPASAN PURNA TUGAS

Assalamu’alaikum warrah maturohhi wabarokatuh

Yang saya hormati, bapak/ibu hadirin acara pelepasan purna tugas pada siang hari ini. Perkenankanlah pada saat ini, saya selaku yang ditunjuk untuk memimpin doa. Pada kesempatan ini doa akan kami sampaikan dengan tuntunan secara agama islam. Kepada ibu/bapak yang beragama selain islam, kebijaksanaannya kami serahkan sepenuhnya kepada pribadi masing-masing.

  Marilah,   berdoa   kita   mulai …

 Angudu billahi minnas saiton nirrojim.                                                                                                                                                                 Bissmillahir-rohmanir-rohim.                                                                                                                                                                        Alhamdulilahirobbil ‘alamin.                                                                                                                                                                       Wassollatuwassalamu ‘alla asrofil ambiya-i war mursalin.                                                                                                                                           Sayidinna muhammadin wa ‘allaa allihi sayidinna Muhammadin wa ‘alla aalihi aj mangin.                                                                               Asshadualla illa ha illallah, waashaduanna-muhammadar  rosullulloh.                                                                                                                 Allohuma solli’allasayidina Muhammad, wa ‘alla alli sayidina Muhammad.                                                                                   Allahumagfirlana dzunubana wa kaffir ‘anna sayiatina watawaffana ma’al  abror.

Allohumma  yaa  Alloh, saat  ini kami berkumpul di ruangan ini dalam rangka pelepasan purna tugas mitra kerja kami, sekaligus sahaabat kami, beliau yang saya hormati   Bapak Drs. Sumiyardi, S.Sos.

Kami mohon, kiranya acara ini berada dalam ridho-Mu.

Allohumma yaa Alloh, tiada terasa masa bakti beliau Bapak Drs. Sumiyardi, S.Sos sebagai Tenaga Fungsional Pustakawan di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta telah berakhir pada bulan Januari 2016 yang baru lalu.

Allohumma yaa Alloh, kami sangat menghormati beliau, kami sangat bangga dengan beliau, kami merasa mendapat bimbingan dari beliau Bapak Drs. Sumiyardi, S.Sos selama beliau mengabdi bersama-sama kami. Oleh karena itu Ya Alloh, jadikanlah acara pelepasan purna tugas ini sebagai pelepasan secara formal semata.  Jadikanlah acara pelepasan purna tugas ini sebagai perpisahan dalam makna organisatoris semata.    Biarkanlaaah   …… hati kami tetap menyatu dengan beliau.

Allohumma yaa Alloh, peliharalah persaudaraan dan kekeluargaan diantara kami dengan beliau, langgengkanlah keakraban diantara kami dengan beliau, serta jadikanlah hubungan selanjutnya, antara kami semua dengan beliau, sebagaimana hubungan kami saat ini yang penuh dengan kedamaian dan kehangatan.

Allohumma yaa Alloh, limpahkanlah kepada beliau Bapak Drs. Sumiyardi, S.Sos khususnya, juga kepada para purna tugas yang terlebih dahulu memasukinya, kesehatan, umur yang panjang, kehidupan yang penuh barokah, ketenangan dan kebahagiaan yang sejati. Limpahkanlah pula kepada kami segenap keluarga besar UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta yang masih aktif, taufiq, hidayah, dan kesehatan yang prima, serta umur panjang sehingga mampu mengemban amanah melanjutkan tugas hingga akhir nanti.

Allohumma yaa Alloh, semoga engkau mengabulkan do’a & permohonan kami ini.                                                                                            Laa illaa ha illa anta sub-haanaka inni kunthu  minal dhol-limin. …… 3x.                                                                                                Robbanaa atinaa fid-dunyaa hasanah, wa-fil aakhiroti khasanah waqiina ‘adhaa ban-nar.                                                                 Subhana robbika rabbil-izzati ‘amma yashifun, wassalamun ‘alal mursalin walhamdulillahirabbil ‘alamin.                                     Akhiru  lissan ….

 Wassalamu’alaikum warrahmaturohhi wabarokatuh.

Tinggalkan komentar

Filed under Publikasi

BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIMI PENTINGNYA MEMBACA UNTUK MENUNJANG KESUKSESAN BELAJAR : KIAT SUKSES PELAJAR DENGAN DIDUKUNG BER-TPA

Ajaran islam sangat menjunjung tinggi terhadap perkembangan ilmu dan pengetahuan. Karenanya didalam agama Islam mewajibkan pada umatnya untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu tersebut tidak saja ilmu agama namun juga ilmu pada umumnya. Kegiatan mempelajari Al-Qur’an bagi umat Islam merupakan kegiatan yang positif. Keberadaan TKA-TPA memberikan kontribusi nyata dalam membentuk insan yang cerdas, beriman dan berakhlak mulia.Dalam kitab suci Al-Qur’an di jelaskan kewajiban serta keutamaan bagi mereka yang menuntut ilmu serta mengamalkannya. Untuk bisa mencapai kesuksesan dalam meraih kesuksesan dalam belajar dan menuntut ilmu diperlukan strategi atau kiat kiat yang harus dilaksanakan.  

Kata Kunci : Belajar Efektif, Ilmu Pengetahuan-Islam, Membaca Al-Qur’an.

 

  A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

Islam sangat memperhatikan dan mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan intelektual manusia. Terdapat banyak ayat Kitab Suci Al-Quran, juga Hadits Nabi yang menyatakan hal ini dan sejarah perkembangan islam sendiri telah membuktikannya.

Al Quran kecuali sebagai kitab suci umat Islam juga sebagai pedoman hidup (way of life), ternyata ayat-ayatnya banyak dibutuhkan oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Ayat pertama kali turun adalah perintah Allah swt kepada umat manusia untuk membaca. Membaca, demikian sampai diulang 2 kali.        Mari kita perhatikan Qur’an Surat Al‘Alaq : 1 sampai dengan 5, sebagai berikut.      Bismillahir Rahmanir Rahim(i).

  1. Iqra’ bismi Rabbikal lazi khalaq(a) (Bacalah dengan (menyebut) Asma Tuhanmu Yang menciptakan.
  2. Khalaqal insana min ‘alaq. (Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah).
  3. Iqra’ wa Rabbukal akram(u). (Bacalah dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah).
  4. Allazi ‘allama bil-qalam(i). (Dialah (Allah) yang telah mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca).
  5. ‘Aalamal insana ma lam ya’lam. (Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya).

Rasulullah Saw melalui sabda-sabdanya, terus menerus memberikan motivasi kepada umat islam agar memperhatikan pengajaran membaca, khususnya pengajaran membaca Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan sumber utama ajaran islam.

Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara; mencintai Nabi, mencintai keluarga Nabi dan membaca Al Qur’an.” (HR. Ath-Thobroni).

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:

“Hak anak atas orang tuanya ada 3. memilihkan nama yang baik ketika baru lahir, mengajarkan Kitabullah (Al Qur’an) ketika mulai bisa berfikir dan menikahkan ketika telah dewasa.” (HR. Ahmad).

Memang “membaca” dalam arti luas tidaklah terbatas pada membaca huruf-huruf yang tertulis dalam sebuah kitab, tetapi tidak berarti membaca fenomena-fenomena yang ada dalam alam dan jagat raya ini. Namun demikian ayat ini memberi indikasi betapa islam sangat mementingkan masalah kemampuan membaca huruf-huruf yang tertulis dengan pena dalam bentuk simbol-simbol tulisan.

Islam mendorong pengembangan intelektual manusia untuk mengatasi problem atau masalah hidup mereka setelah mereka berpedoman lebih dahulu pada Al Quran dan Hadist.

B. KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU MENURUT ISLAM                                                                    

     Dalam ajaran Islam baik dalam ayat Al-Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lainnya. Bahkan sifat Allah Swt adalah dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi dihadapan Allah Swt adalah yang berilmu. Allah Swt memerintahkan kepada umat untuk bertanya kepada ulama mereka. Firman Allah Swt., yang artainya :

Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (QS. 21:7)

Demikian juga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim.       [HR. Ibnu Majah, :224, dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di dalam Shahih Ibni Majah]

      Dalam sebuah hadits lainnya, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu se-detail Nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman ke-emasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahuan. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam, termasuk di Negara Indonesia.

     Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.

     Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender (perbedaan jenis kelamin). Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama Islam menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”. http://rifai.staf.narotama.ac.id/2012/02/04/anjuran-menuntut-ilmu-dalam-islam/

Keutamaan menuntut ilmu yang lain, dapat kami sampaikan sebagai berikut :

  1. Allah memudahkan jalan ke sorga bagi orang yang menuntut ilmu.
  2. Malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi.
  3. Seorang ‘alim dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air.
  4. Keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang.
  5. Para ulama itu pewaris para Nabi.        http://ustadzmuslim.com/ilmu-dan-keutamaannya/                  

C. FADILAH / KEUTAMAAN  MEMBACA  AL-QUR’AN

Begitu banyak hikmah dari memperbanyak membaca Alquran. Terdapat banyak sekali fadhilah atau keutamaan dari  membaca  Al-Qur’an Allah  SWT. berfirman :

Dalam kitab suci QS al-Baqarah [2]: 2): Allah Swt, berfirman :

Alquran Al-Karim adalah pedoman hidup umat manusia, walaupun yang mengambil manfaat hanyalah orang-orang yang bertaqwa.”

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan [cahaya maksudnya adalah Nabi Muhammad SAW. dan kitab maksudnya adalah Al-Qur’an]. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”                                      (QS. Al-Maa’idah: 15-16)

Rasulullah SAW. bersabda:   “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

“Orang yang pintar membaca Al-Qur’an akan tinggal bersama Jibril.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra, berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi; hadits hasan shahih)

Disamping tersebut diatas masih ada beberapa keutamaan lainnya, sebagai berikut :

  1. Mendapatkan pahala yang sangat banyak, di mana satu huruf diberi balasan dengan sepuluh kebajikan, sebagaimana diriwayatkan oleh Iman At-Tirmidzi dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. Kita tahu bahwa seluruh Alquran, menurut sebuah literatur berjumlah 325.015 huruf, yang berarti satu kali khatam Alquran mendapatkan nilai pahala kebajikan kelipatan sepuluh, yakni 3.250.150 (Tiga juta duaratus lima puluh ribu seratus lima puluh) pahala kebajikan. Subhanallah !. Tentu untuk meraihnya, kita harus berusaha memperbanyak membaca Alquran. Baik sebulan sekali, dua bulan sekali, atau bahkan tiga bulan sekali. Bahkan banyak di antara ulama Alquran yang mampu mengkhatamkan Alquran setiap seminggu sekali.
  2. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang selalu membaca Alquran, mempelajari isi kandungannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
    “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Alquran dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Alquran).” (HR Bukhari). Secara logika dapat kita pahami, mengapa orang-orang yang membaca dan mempelajari isi kandungan Alquran dan berusaha mengamalkannya diangkat derajatnya oleh Allah SWT?. Orang-orang yang membaca Alquran berarti orang-orang yang selalu dekat dengan Allah, bahkan membaca Alquran merupakan bercakap-cakap dengan Allah SWT.
  3.  Mendapatkan ketenangan jiwa atau hati yang sangat luar biasa, di mana setiap ayat Alquran yang dibacanya akan mendatangkan ketenangan dan ketentraman bagi para pembacanya. Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Isra [17] ayat 82, Alquran diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat segala macam penyakit kejiwaan. Sehingga para pembaca Alquran, bahkan orang yang mendengarkan bacaannya mendapat pula ketenangan jiwa.
  4. Mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat. Hal ini dijelaskan pada hadhis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim. “Bacalah Alquran oleh kamu sekalian, karena bacaan Alquran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat/penolong bagi para pembacanya di hari kiamat nanti.”

Maka perbanyaklah membaca Alquran ketika nafas masih menyertai kita dan denyut jantung masih bergerak, karena bacaan Alquran akan menjadi syafaat/penolong bagi para pembacanya di hari Kiamat nanti, dikala manusia banyak yang sengsara dan menderita.

                                                                                                                                                                                                                                           D. KIAT-KIAT SUKSES BELAJAR. TANPA MENINGGALKAN TPA.

     Menyiapkan diri secara sistematis untuk belajar agar apa yang dipelajari dapat dipahami dan dimengerti adalah hal yang harus dilakukan. Langkah ini perlu dilakukan karena tanpa persiapan yang baik anda pasti tidak akan berhasil. Persiapan yang baik sangat diperlukan dalam upaya menuju kesuksesan dalam memperoleh apa yang diharapkan. Juga perlu kiat-kiat lainnya yang sebaiknya dilakukan:

     Dalam rangka persiapan diri ini, harus diperhatikan syarat-syarat yang mendukung, baik itu syarat lilngkungan rumah, syarat fisik serta mental. Sebelum belajar, berdoa mau belajar: “Robbi djitni ‘ilman warzukni fahman, amin yaa robbal ‘alamin”.   Ya Tuhan, tambahkanlah aku ilmu & berikanlah aku pemahaman. Amin, ya, Rabba al-amin.

Berikut beberapa syarat dan kiat-kiat yang perlu diperhatikan menurut seorang ahli bidang pendidikan Winarno Surachmad, (1965:17), sebagai berikut ;

1. Beberapa persyaratan yang sebaiknya diperhatikan :

a. Syarat Lingkungan Rumah

     Untuk belajar dengan baik diperlukan lingkungan yang merangsang suasana belajar. Tempat tinggal perlu memenuhi syarat-syarat kesehatan, ketenangan dan penerangan. Dari sudut kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembab dan bau busuk. Harus terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan udara bersih di luar. Karena selama belajar kebanyakan saudara akan duduk dalam kamar maka udara bersih diperlukan untuk mengatasi peracunan pernafasan dan mengurangi kelelahan. Dari sudut ketenangan anda harus melihat apakah setidak-tidaknya pada saat tertentu anda dapat belajar dengan tenang belajar seorang diri. Tempat belajar yang ramai akan mengacaukan pembagian waktu dan konsentrasi belajar kita. Dari sudut penerangan anda perlu menyelidiki apakah cukup penerangan dalam kamar belajar, karena penerangan yang kecil akan melelahkan mata dan otak.

b. Syarat Fisik

     Untuk mencapai hasil yang baik, tidak dapat disangkal bahwa keadaan fisik seseorang ikut menentukan hasil pelajarnnya. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah makanan, kesehatan dan kesegaran badan pada umumya. Makanan harus selalu diupayakan seimbang, dengan mengutamakan imbangan vitamain-vitamin, zat putih telur dan karbohidrat serta mineral lainnya yang berguna.

Makanan yang tidak seimbang (misalnya karena senang pada jenis tertentu saja), atau makan tak beraturan (terlalu kenyang, tidak pada waktunya), makan ceroboh(makanan kotor, hampir busuk), mempengaruhi nilai dan peredaran darah serta dapat menyebabkan keracunan dalam pencernakan.

     Kesegaran badan perlu dipelihara dengan memberi kesempatan badan untuk beristirahat dan tidur secukupnya, dan waktu belajar diselingi dengan rekreasi dengan menggerakkan otot-otot, merangsang peredaran darah dan pernafasan.

c. Syarat Mental

     Yang dimaksudkan dengan syarat mental disini adalah adanya kedisiplinan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diri sehari-hari sangat diperlukan. Kalau anda membiasakan diri hidup teratur dan mengerjakan jenis pekerjaan pada waktu, tempat dan menurut jalan semestinya, anda tidak akan mengalami kesulitan apabila mendemikian pula dalam menghadapi pelajaran. Karena belajar efektif itu sendiri adalah soal disipiln yang berencana. Saudara perlu mengadakan pembagian waktu dengan seksama, kemudian pembagian pekerjaan sehari-hari sesuai dengan waktu yang disediakan.

     Patuh dan bijaksana dalam pelaksanaan jadwal itu adalah permulaan yang baik. Bila setiap kali anda melanggar sendiri rencana kerja anda, maka pada diri anda sangat mungkin terdapat kelemahan disiplin. Banyak pelajar yang mengalami kegagalan dalam belajar bukan karena memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Tetapi semata-mata karena tidak memiliki disiplin diri untuk hidup secara teratur, berencana dan bertujuan. Kehidupan yang tak teratur, tak berencana dan tak bertujuan mencerminkan sebuah pribadi yang ceroboh, dangkal dan mudah terpengaruh.

     Adapun waktu yang baik untuk belajar apakah pada siang ataukah malam hari, tergantung pada masing-masing pribadi. Secara umum, psikologi menemukan bahwa type manusia dalam hal ini ada dua: type siang dan type malam. Bila anda merasa lebih mudah melakkukan kegiatan belajar di malam hari, besar kemungkinan bahwa anda adalah type malam, dan pad saat itulah hendaknya jam-jam pelajaran yang pokok anda tempatkan dalam jadwal.

2. Kiat-kiat yang perlu di terapkan guna peningkatan diri untuk meraih kesuksesan pelajar.

a. Kiat belajar sendiri.

     Bagi pelajar belajar adalah kewajiban, karena hal ini berfungsi untuk memperdalam apa yang sudah atau nantinya akan diberikan oleh bapak-ibu guru di sekolah. Untuk itu diperlukan waktu yang khusus untuk dapat belajar sendiri. Tujuan ialah agar dalam waktu yang tenang dan khusus itu dapat mencurahkan perhatian pada bahan-bahan pelajaran menurut kemampuan, cara dan kecermatannya sendiri. Pada saat ini, apabila anda menjumpai sesuatu hal yang tidak dimengerti maka perlu dicatat lalu usahakan secara mandiri mencarinya di perpustakaan atau bisa menanyakan kepada guru yang mengajarkan pelajaran tersebut.

b. Kiat mengulangi pelajaran.

    Sekali seminggu, anda harus menyediakan waktu selama satu jam untuk meninjau kembali dengan cepat pokok-pokok yang sudah dipelajari. Jam review ini harus menjadi acara tetap. Mengulang tidak berarti hanya membaca catatan berulang-ulang, tetapi juga senantiasa berusaha meningkatkan pemahamannya. Jadikanlah prinsip ini sebagai pedoman untuk mengulangi pelajaran : lebih baik mengulangi sesuatu dalam waktu yang pendek tetapi sering dari pada men-sekaligus-kan. Artinya mempelajari sesuatu selama 10 hari dan tiap jam sehari, lebih bermanfaat dari pada mempelajarinya dalam waktu 1 hari selama 5 jam sekaligus. Itulah pula sebabnya mengapa anda akan lebih berhasil bila belajar secara teratur tiap 2 jam saja sehari, dari pada men-sekaligus-kan pelajaran itu sampai satu bulan tidak tidur sebelum ujian (belajar wayangan)

c. Kiat menggunakan perpustakaan.

     Perpustakaan adalah jantungnya pendidikan di sekolah. Untuk itu saudara tidak boleh mengabaikan fungsi perpustakaan. Semua hasil pemikiran dari berbagai ahli, bidang, dari berbagai tempat ada di perpustakaan, dan semua itu di sediakan untuk anda dalam rangka keberhasilan dalam belajar. Anda dapat mencari informasi apa saja di perpustakaan. Agar dapat dengan mudah anda mengetahui sumber-sumber yang berguna gunakanlah kartu-kartu katalog yang disediakan pada setiap perpustakaan. Saat ini bahkan pada sekolah tertentu telah tersedia sarana penelusuran komputer, yang memudahkan pada pemustakanya.

     Bila belum mengetahui dengan jelas, mintalah bantuan pada pustakawan yang bertugas. Saudara harus mengetahui informasi apa yang anda butuhkan. Sebab jika tidak, ada kemungkinan saudara tertarik pada majalah atau buku gambar lalu duduk membacanya, dan akan melupakan tujuan semula. Ada beberapa sistem mengatur buku di perpustakan. Yang lazim di Indonesia ialah sistim Dewey. Sistem ini penempatan buku di golongkan dalam 10 kategori. Setiap kategori di beri bernomor, dan nomor inilah yang anda harus ketahui karena itu menujukkan sesuai dengan kategori yang ada.

Kesepuluh kategori menurut Sistem Dewey adalah sebagai berikut :

000 – 099  ====>   Karya Umum

100 – 199  ====>   Filsafat.

200 – 299  ====> Agama

300 – 399  ====>   Pengetahuan Sosial

400 – 499  ====>   Bahasa

500 – 599 ====>   Pasti / Alam

600 – 699  ====>   Kerajinan

700 – 799  ====>  Kesenian

800 – 899  ====>  Kesusasteraan

900 – 999 ====>  Sejarah.

Bilangan-bilangan ini di perinci lagi sehingga lebih spesifik.

Contoh 800 = Kesusasteraan,   822 = Kesusasteraan Inggris.

 

SUMBER   BACAAN

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

PERAN PENDIDIKAN PEMAKAI SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP

A. Pendahuluan.
Berkaitan dengan pendidikan, Alloh SWT. memerintahkan pada hambanya untuk membaca atau belajar. Rosullulloh juga menjelaskan perihal prinsip belajar seumur hidup “utlubul ‘ilma minal mahdi ilalahdi”. Adapun pendidikan pemakai merupakan suatu sarana didalam melaksanakan prinsip “ lifelong education = pendidikan seumur hidup” yaitu belajar seumur hidup dengan asas kemandirian. Sedikit penulis sampaikan bahwa pada saat ini sebutan pemakai telah diganti dengan pemustaka, namun karena nama pemakai telah lebih familier maka dalam tulisan ini tetap menggunakan istilah pemakai bukan pemustaka. Menurut penulis hal ini tidak mengubah esensi dari materi atau ulasan yang diuraikan.

        Salah satu aspek layanan yang ada di perpustakaan adalah “Pendidikan Pemakai”. Pendidikan mencakup perpustakaan dengan koleksi yang ada dan petunjuk penggunaannya. Apalagi di masa kini dimana semakin banyak pengajar dan pustakawan di semua jenjang, yang menyatakan bahwa setiap warga seharusnya memiliki kemampuan dasar dalam penggunaan perpustakaan. Kebutuhan akan informsi yang cepat dan tepat menjadi semakin penting dalam kehidupan manusia. Sebagai pokok dari gerakan pendidikan pemakai adalah pengakuan bahwa kemampuan memperoleh informasi paling tidak disamakan dengan pentingnya informasi itu sendiri. Kemampuan menggunakan perpustakaan dan menemukan informasi dipertimbangkan oleh pustakawan pengajar sebagai yang terpenting bagi siswa di tingkat apapun. Jika siswa telah mengikuti pelatihan perpustakaan di Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan, mereka akan lebih sukses di Perguruan Tinggi.

         Salah satu faktor yang menyebabkan perpustakaan belum berhasil dalam fungsi dan perannya karena adanya kesenjangan hubungan antara perpustakaan dengan pemakainya. Apabila masing-masing pihak masih berpijak pada pola pikir sendiri tanpa dibarengi dengan adanya komunikasi yang baik, pasti segala macam bentuk informasi yang ada di perpustakaan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban bagi pustakawan untuk membina jalinan hubungan harmonis tersebut. Pustakawanlah yang berada di garis terdepan dari pelayanan perpustakaan secara menyeluruh. Untuk itu salah satu cara yang dapat di tempuh adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan pemakai perpustakaan.

         Pendidikan pemakai ini merupakan salah satu wujud komunikasi di perpustakaan yang cukup diandalkan. Diharapkan dalam pendidikan ini pemakai akan terjadi proses komunikasi yang dapat membuka jalan bagi terciptanya hubungan baik antara pustakawan dan pemakai perpustakaan.
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pendidikan pemakai :

1. “… Instruction given to readers tohelp them make the best use of library …” (Hazel News).
Pendidikan pemakai adalah memberikan instruksi pada pembaca untuk membantu mereka menjadi pengguna yang baik.
2. “ … Encompass all activities designed to teach the user about library resources and research techniques …” (Renford and Hendricson). Pendidikan pemakai adalah cara sesuatu kegiatan pengajaran dengan menggunakan berbagai sumber perpustakaan dan cara-cara penelitian.
3. “ … A process wherby the library user is firstly made aware of the extent and number of the library’s resources, of its services, of its services and of the information sources available to him or her, and secondly taught how to use these resources, services and sources …) (Malley).
Pendidikan pemakai adalah suatu proses dimana pemakai perpustakaan untuk pertama kalinya diberikan pemahaman dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber informasi deimana yang sling terkait, yang kesua adala bagaimana pelayanannya dan dimana sumbernya.
4. Istilah lain pendidikan pemakai.
5. Ada yang mengatakan pendidikan pemakai = user education.
Untuk memperlancar pencarian informasi, perlu diberikan pendidikan kepada para pemakai jasa perputakaan. Misalnya pendidikan dalam hal penggunaan computer, pengunaan micro film maupun penggunaan literature sekunder.
6. Library Orientation : Orientasi perpustakaan.
7. Suatu cara untuk memberikan pengetahuan kepada pemakai agar mereka menyadari keberadaan perpustakaan dan pelayanan informasi maupun jasa yang diberikan seperti jam buka, prosedur pelayanan dan lain-lain.
8. Library instruction : Pengajaran perpustakaan.
9. Upaya memberikan pendidikan, pengajaran maupun petunjuk kepada pemaki jasa perpustakaan agar mereka mampu mencari informasi secara mandiri, secara optimal dengan menggunakan teknologi informasi yang tersedia.

B. Sejarah dan definisi serta konsep pendidikan pemakai.
Pendidikan pemakai perpustakaan sudah ada sebelum muncul profesi pustakawan. Mulai berkembang pada awal 1960 dan mulai matang pada tahun 1960-an. Publikasi Library untuk penerbitan dari tahun 1961-1963, terdapt 15 artikel yang memuat judul “Petunjuk Pemakaian Perpustakaan:. Sosialisasi pendidikan pemakai terus dilakukan hal ini tampak pada publikasi tersebut selama tahun 1974-1976, masih memunculkan 281 artikel memuat judul yang sama. Salah satu alasan penting yang membuat pustakawan memberi perhatian pada pendidikan pemakai karena mereka memperkitrakan aka nada peningkatan kesulitan dalam pencarian informasi di perpustakaan. Adapun diantaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat memerlukan ketrampilan untuk memperoleh informasi melalui pembelajaran mandiri. Berbagai bentuk dan jenis publikasi, inovasi dalam mengakses sumber daya perpustakaan. Peningkatan koleksi.
Dalam The ALA glossary of library and information science disebutkan tentang definisi user education sebagai berikut; “a term encompasses all types of axtivities designed to teach users about library services, facilities, and organization, library resources, and search strategies. It includes instruction in the use of of one or more reference sources as part of reference transactions, library use presentation, and bibliographic inntruction”.

           Menurut definisi diatas, ada beberapa poin yang perlu ditekankan.  Pertama, kegiatan pendidikan pemakai adalah aktifitas mengajar, yaitu memberikan seseorang pengetahuan, ketrampilan dan lain-lain. Whyte mengatakan dalam artikelnya bahwa dalam konsep mengajar termasuk memberi instruksi, mengarahkan, membimbing, dan menerangkan.   Kedua, aktifitas pendidikan pemakai melibatkan komponen perpustakaan (misalnya, fisik gedung dan fasilitasnya, layanan, informasi dan metode eksplorasinya).  Ketiga , kegiatan pendidikan pemakai memerlukan orang yang menangani dan mengajar, apakah pustakawan secara individu atau kelompok atau pustakawan bekerjasama dengan staf pengajar. Rader merujuk apa yang dikemukanakan Blaise Cronin dalam library orthodoxies, a decade of change yang menyatakan bahwa, saat melaksanakan pendidikan pemakai itulah kesempatan bagi para pustakawan unuk mempromosikan kemampuan dan ketrampilan sebagai resource managers (mengorganisasi, mengeksplor, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi) dan sebagai information literacy people (orang yang benar-nbenar memahami akan kebutuhan informasi dan mampu menemukannya.

          Sebagai upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pelayanan pemakai, seperti koleksi atau buku yang hanya boleh dibaca di perpustakaan hilang. Masalah pelayanan referens kepada pemakai untuk mendapatkan informasi yang pendek dan singkat  dan dibutuhkan secara cepat.

          Kita mengenal salah satu layanan perpustakaan yang sering disebut dengan pendidikan pemakai (user education). Menurut Ian Malley (Wiranto, 1998) pendidikan pemakai terdiri atas empat tingkatan atau level, yaitu ;
1. Library skills (ketrampilan perpustakaan) yang mencakup penyampaian informasi praktis berkaitan dengan keberadaan perpustakaan dengan berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan.
2. Information skill (ketrampilan informasi) yang meliputi ketrampilan temu balik informasi, menggunakan sarana-sarana penelusuran baik manual maupun elektronik, dan kemampuan mengorganisasikan informasi.
3. Information evaluation (evaluasi informasi), yaitu kemampuan untuk menilai berbagai sumber informasi sekaligus memiih yang paling relevan dengan kebutuhannya.
4. Information communication (komunikasi informasi) dengan cakupan kemampuan menggunakan informasi dan memproduksi kembali hasil bacaannya serta menyebarluaskannya.

C. Tujuan Pembinaan atau Pendidikan Pemakai
1. Alemna, mengatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai adalah :
a. Menjembatani gap antara informasi dan penggunanya.
b. Mendorong terciptanya hobi/kegemaran membaca di kalangan pengguna perpustakaan.
c. Memberikan bimbingan cara dan teknik eksplorasi informasi untuk kepentingan pengguna.
2. Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk menggunakan atau memilih bahan pustaka yang tepat.
3. Dapat menghemat waktu dan tenaga dalam mencari dan menemukan kembali sumber informasi.
4. Pemakai dapat memanfaatkan jasa yang disediakan oleh perpustakaan sesuai kebutuhan atau informasi yang diperlukannya.

D. Sistem Bimbingan Pendidikan Pemakai
Sistem bimbingan yang dilaksanakan dalam pendidikan pemakai dapat dilakukan secara :

1. Insidental yaitu :
Bimbingan yang diberikan hanya sewaktu-waktu, yaitu pada waktu –waktu yang tidak ditentukan sebelumnya atau ketika ada pertanyaan saja.

2. Terencana yaitu :
Pelaksanaan bimbingan yang diberikan dengan perencanaan yang telah tersusun lebih dahulu, dan biasanya diselenggarakan secara formal.

E. Tipe Pengguna.
Pada umumnya tipe pengguna dapat digolongkan menjadi empat :
1. Mereka yang membutuhkan informasi, tetapi tidak mengetahui dimana tempat menemukan informasi tersebut.
Membutuhkan informasi, fasilitas untuk mencari informasi tersedia tetapi tidak tahu cara untuk menemukan     informasi tersebut.
2. Memerlukan informasi, mengetahui tempat dan cara mencarinya, tetapi setelah ketemu mereka tidak mampu   menggunakan seumber-sumber informasi tersebut.
3. Membutuhkan informasi, mengetahui tempatnya dan cara menemukan informasi tersebut, tetapi setelah   menemukan informasi, tidak atau belum mampu menggunakan sumber informasi tersebut semaksimal mungkin.

F. Perilaku Pengguna Jasa Perpustakaan
Untuk menambah kewaspadaan serta kesiapan mental petugas perpustakaan terhadap pengguna jasa perpustakaan, maka perlu mengenali perilaku pengguna jasa perpustakaan. Dengan demikian akan mampu secara tepat dan cepat menanggulanginya jika menjumpainya perilaku yang kurang terpuji :

1. Tingkah laku yang ringan namun tetap mengganggu orang lain.
a. Tidak dapat menggunakan kartu-kartu catalog secara benar.
b. Mengambil kotak catalog dari tempatnya dan dikembalikan pada lubang laci bukan tempatnya.
c. Tidak mampu melakukan penelusuran melalui OPAC.
d. Mengembalikan buku tidak paa tempatnya, utamanya pada system layanan terbuka.
e. Membuat coretan-coretan pada kartu-kartu catalog, meja kursi, petunjuk-petunjuk di perpustakaan.
f. Kartu anggota hilang, kemudian apabila pinjam buku dengan menggunakan kartu anggota milik temannya.
2. Tingkah laku sedang dan berakibat merugikan orang lain.
a Pinjam buku melebihi waktu yang telah ditentukan.
b Mencabut kartu-kartu catalog.
c. Membawa buku dengan cara melipat, kemudian dimasukkan ke saku atau tas, hingga lama-kelamaan buku tersebut akan rusak.
3. Tingkah laku berat yang dapat merugikan perpustakaan maupun pengguna lainnya.
a. Mengambil atau mencuri sebagian maupun seluruh bagian buku milik perpustakaan.
b. Mengambil foto-foto acuan pada karya-karya tugas akhir, menyobek gambar atau lukisan dari suatu bahan pustaka.

G. Cara Mengatasi.
Untuk mengatasi perilaku pengguna jasa perpustakaan yang dapat merugikan pengguna jasa lain maupun perpustakaan, petugas perpustakaan harus menanganinya secara bijaksana. Mereka perlu diperhatikan, di bimbing dan diberikan penjelasan secukupnya. Disamping itu perlu di perhatikan pula hal-hal yang mungkin menyebabkan perilaku itu timbul, misalnya dengan cara :

  1. Pemberian Kepuasan Jasmani.
    Perilaku kurang terpuji timbul mungkin mereka merasa kurang terpenuhi kebutuhan jasmaninya dalam menggunakan fasilitas di perpustakaan. Misalnya ruang terlalu sempit maka perlu dipikirkan tambahan ruangan. Ruangan terasa panas maka perlu disediakan ac. Mereka membutuhkan buku-buku tertentu untuk dibawa pulang tetapi karena buku tersebut merupakan koleksi referensi maka tidak mungkin di pinjamkan maka perlu disediakan mesin foto copy dan lain sebagainya.
  2. Pemberian Kepuasan Pikir
    Mereka ingin mendapatkaninformasi yang jelas dan logis baik informasi tertulis maupun lisan. Misal pengguna menginginkan suatu jawaban dari suatu pertanyaan, maka petugas perpustakaan harus berusaha untuk dapat menunjukkan atau memberikan informasi jawaban yang di inginkannya melalui sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dengan cepat dan tepat.
  3. Pemberian Kepuasan Perasaan
    Di perpustakaan perlu diciptakan suasana yang akrab penuh persaudaraan antara pusakawan dengan pengguna. Mereka ingin mendapatkan layanan yang ramah familier, penuh keakraban. Maka pustakawan harus berusaha untuk memberikan pelayanan seperti yang diharapkan, tanpa harus mengurangi misi utamanya yaitu melayani dan menyebarluaskan informasi.

H. Upaya mewujudkan pembelajaran seumur hidup.
Semangat menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia di zaman sekarang ini. Manusia dapat meningkatkan derajatnya karena menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Oleh karena itu maka tepatlah kiranya perlu belajar tentang bagaimana menggunakan sumber-sumber informasi atau yang berkaitan sehingga proses pembelajaran seumur hidup benar-benar tercapai. Adapun proses belajar itu sendiri sebenarnya berlangsung sepanjang waktu, karena kehidupan ini sebenarnya dinamis sehingga perlu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang senantiasa bergerak maju seprti waktu sekarang ini.

      Seperti kita ketahui bersama bahwa proses belajar yang kami singgung diatas dapat di lakukan melalui berbagai cara, antara lain ;

  1. Jalur akademik atau jalur formal, yaitu proses belajar yang menggunakan kurikulum standar yang disampaikan dan dibawah bimbingan seorang guru. Proses ini terdiri dari berbagai tingkatan dari Taman Kanak-kanak, Sekoalah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum hingga tingkat perguruan tinggi dan pascasarjana yang diselenggarakan oleh baik instansi pemerintah maupun swasta. Proses belajar ini berjalan dari tahap satu ketahap berikutnya.
  2.  Non-formal, yaitu proses belajar melalui pelatihan atau kursus yang banyak diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Proses belajar jenis ini biasanya tidak menggunakan kurikulum aka tetapi ada paket belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didiknya. Dalam proses belajar ini ada seorang pembimbing yang berkewajiban memberikan arahan dan petunjuk dalam penguasaan materi yang menjadi bahan belajar.
  3. Otodidak, yaitu proses belajar secara mandiri tanpa melalui kurikulum maupun guru. Proses belajar ini bisa dilakukan dengan banyak membaca buku, diskusi, sharing dengan orang lain atau melalui pengalaman tersebut. Jalur otodidak biasanya ditempuh karena berbagai alasan diantaranya karena usia yang sudah melebihi batas atau karena kurangnya biaya untuk melakukan jenis proses belajar melalui jalur formal.

         Proses belajar jalur akademik biasanya dilaksananakan secara bertahap atau berjenjang. Selain memerlukan biaya yang tidak sedikit juga dibatasi dengan berbagai persyaratan lain yang tidak setiap orang boleh lagi menempuhnya, misalnya: usia telah melampaui ketentuan dan sebagainya. Proses yang tidak terpaku pada beberapa criteria diatas adalah proses belajar secara mandiri atau otodidak. Proses belajar jenis ini dilakukan secara mandiri dengan dukungan sumber-sumber informasi yang melimpah di tempat-tempat layanan informasi seperti di perpustakaan daerah di kabupaten atau propinsi. Proses pembelajaran jenis ini yang secara kongkrit dapat dikatakan sebagai pembelajaran seumur hidup yang selama ini sering kita dengar dari berbagai sumber informasi. Karena dukungan yang besar serta adanya informasi yang melimpah itulah maka dipandang perlu para pelaksana pembelajaran seumur hidup ini di berikan pendidikan pemakai. Dengan demikian akan tercipta suatu iklim yang kondusif bagi pelaku pembelajaran seumur hidup maupun perpustakaan sebagai tempat menimba berbagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya.

       Perlu di ketahui bahwa pendidikan dapat dilakukan dan tempuh dengan cara pendekatan pembiasaan, pembelajaran dan peneladanan. Artinya bahwa sebenarnya pendidikan harus dimulai sejak kecil dalam lingkungan yang paling kecil yaitu di lingkungan keluarga. Ketiga proses pendekatan tersebut akan berhasil jika diawali dari lingkungan dimana seorang anak berada. Namun pola pendidikan yang banyak di anut atau dipahami pada masyarakat hingga dewasa ini masih terpaku pada sekolah formal. Sehingga menjadikan pendekatan dari ketiga kategori tadi tidak bisa maksimal berjalan. Guna menuju keberhasilan dalam pemahaman dari ketiga pola pembelajaran tersebut diperlukan peran serta semua pihak hingga tercapai suatu keseimbangan dan diperoleh hasil maksimal dari ketiga pola tersebut.

     Salah satu pola pembiasaan yang sangat membantu bagi proses belajar adalah membaca dan menemukan sumber rujukan yang sangat berguna bagi kepentingan pencarian ilmu pengetahuan yang sedang dijalani. Pembiasaan membaca ini akan sangat dipengaruhi oleh fasilitas penunjang dan peneladanan dari orang-orang disekelilingnya terutama kedua orang tuanya. Jikalau orang-orang disekelilingnya telah mempunyai kesadaran untuk membaca yang tinggi maka ini merupakan modal yang telah cukup kuat untuk memberikan rangsangan pada anak untuk suka membaca. Tentunya dipengaruhi pula oleh faktor pendukung lainnya. Penyediaan fasilitas buku-buku bacaan yang berkualitas dan bimbingan orang tua atau guru di sekolah hal ini juga merupakan faktor yang sangat membantu dalam membentuk kepribadian anak untuk suka membaca. Disamping itu ada lagi hal yang bisa di lakukan oleh para orang tua agar kebutuhan buku bacaan anak-anak bisa terpenuhi tanpa hambatan yang berarti yaitu dengan memperkenalkannya dengan perpustakaan. Mulai dari lokasi perpustakaan, apa yang terdapat di didalamnya hingga bagaimana cara menemukan informasi yang terdapat di perpustakaan tersebut. Kalau hal ini telah dipahami oleh anak-anak sejak dini maka akan sangat membantu pada waktu mendatang hal pemenuhan kebutuhan informasi oleh anak-anak.

     Satu hal yang masih memprihatinkan kita semua adalah masih rendahnya tingkat kunjungan atau pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat. Kalaupun mereka datang ke perpustakaan masih sebatas pada pemenuhan kebutuhan informasi yang bersifat sesaat, yang mengandung arti bahwa kedatangan mereka baru sebatas pemenuhan kebutuhan informasi sehubungan dengan tugas sekolah, penyusunan makalah atau sejenisnya. Hal tersebut masih diperburuk lagi dengan pandangan dari sebagian masyarakat yang masih memandang bahwa perpustakaan sebagai gudang atau penyimpanan buku. Untuk itu guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya dan pemahaman perpustakaan adalah menjadi salah satu tugas pustakawan dengan segala keahliannya. Perlu diberikan arahan sehingga masyarakat mengerti dan mau memanfaatkan perpustakaan guna mendapatkan ilmu serta meningkatkan drajat keilmuannya. Dengan peningkatan pemahaman dan pengertian tentang pentingnya membaca serta fungsi perpustakaan maka akan tertanam keinginan membaca serta memanfaatkan perpustakaan dalam pemenuhan kebutuhan informasinya.

I. Peran Pendidikan Pemakai dalam Mewujudkan Pembelajaran Seumur Hidup.
Kondisi masyarakat yang mengalami kekurangan utamanya kekurangan hal fasilitas untuk mendapatkan informasi mengakibatkan lemahnya produktifitas mereka. Kondisi yang demikian tidak baik kalau dibiarkan berlarut-larut lebih lama lagi. Harus ada kesepakatan dan kerjasama berbagai pihak yang terkait agar kondisi semacam itu segera berubah. Karena masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses informasi maka dapat dimulai dengan mempermudah akses informasi bagi masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan merasa terbantu dengan kemudahan tersebut dan dapat kembali membuka diri serta berupaya menyelesaikan persoalan secara mandiri. Kemudahan akses informasi dapat dimulai dengan memberdayakan perpustakaan sebagai alternative tempat belajar secara mandiri bagi anggota masyarakat.

     Perpustakaan sebagai tempat mencari dan menemukan informasi yang mereka butuhkan, dituntut aktif dalam memaksimalkan jasa layanan informasinya yang disediakan. Disini perpustakaan dan segenap pustakawannya harus bersikap aktif pula, tidak hanya menunggu pemakai datang ke perpustakaan, akan tetapi perpustakaan perlu untuk menciptakan motivasi dan inovasi yang dapat menarik pemakai lebih banyak dan membuat pengunjung merasa betah dan mencintai perpustakaan.

      Seperti telah banyak disinggung dimuka perihal pendidikan pemakai maka masyarakat tentunya harus dibekali pendidikan pemakai yang lebih dari cukup sehingga citra perpustakaan dan pustakawan dimata pengunjung dan pemakai perpustakaan akan semakin baik. Adapun dalam upaya tersebut perpustakaan perlu mengubah paradigma perpustakaan dari yang beroientasi koleksi ke perpustakaan yang berorientasi kepada akses terhadap informasi. Dalam hal layananpun harus dirubah pula dari layanan pasif menuju ke pelayanan aktif. Dalam layanan aktif ini pustakawan hendaknya aktif dalam membangun komunitas pemakai untuk dapat mengoptimalkan koleksi yang ada agar bisa digunakan secara optimal.

        Sebagai fasilitator pembelajaran seumur hidup perpustakaan harus mampu memdidik pengguna atau pemakainya agar mengerti dan memahami bagaimana memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada secara optimal. Untuk itu disamping mengadakan pendidikan pemakai seperti yang telah diuraikan dimuka juga perlu adanya pengkaderan bagi relawan-relawan yang peka terhadap persoalan pendidikan untuk bersama-sama membentuk komunitas belajar yang dapat memfasilitasi proses belajar seumur hidup. Dengan menerapkan pendidikan pemakai secara baik dan benar serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk menemukan informasi maka diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarkat. Karena dengan bekal pendidikan pemakai yang memadai maka akan mempermudah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan dan akan membuka pikiran bahwa ternyata banyak cara dapat digunakan untuk memecahkan persolan hidup.

J. Penutup
Berdasarkan pada uraian diatas dapat di ambil beberapa hal pokok. Pertama bahwa pendidikan pemakai sangat penting artinya bagi kelancaran pemakai dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Perpustakaan akan menjadi pusat belajar apabila masyarakat telah tumbuh kesadaran membaca dan sebagai upaya pemenuhan informasi guna pemecahan masalah dalam kehidupannya. Untuk itu pendidikan pemakai penting dilaksanakan guna membantu masyarakat pemakai menelusur dan menemukan informasi di perpustakaan serta mendukung pembelajaran seumur hidup bagi masyarakat.

-oo O oo-

SUMBER   PUSTAKA

A.A. Alemna, “User Education in University Libraries in Ghana.” Educations Libraries Journal V. 33, n. 1 Spring 1990.

Gayle Whyte, “Information Versus Educaton-Definitions, Labels and Practices for Librarieans”. in Reference service the state of the art Ray Choae (ed). Melbourne: (s.n.), 1985.

Hannelore B. Rader, “ From Library Orientation to Information Literacy: 20 Years of Hard Work,” What is Good Instruction Now? Library Instruction for the 90s. Ann Arbor, Michigan, 1993.

Hartati, Sri. Kertas Kerja Materi Kuliah Pendidikan Pemakai.

Lasa HS., Membina Keperpustakaan: Koleksi, Pengguna Jasa Perpustakan, Pustakawan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 1989.

Oxford Advanced Dictionary of Current English Thriteen Impression, 1984.

Sugihastuti. Kertas Kerja Seminar “Mencari Jalan Keluar Masalah Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Yogyakarta : Jl. Cempaka, 1994.

The ALA Glossary of and Information Science.

Wardhani, Eka. Perpustakaan Sebagai Tempat Pembelajaran Seumur Hidup. Visipustaka, Vol. 9 No. 1 April 2007.

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

BAHAN KARTOGRAFI ( Peta Sebagai Sumber Informasi )

  1. PENDAHULUAN

Seperti yang sering kita saksikan di layar kaca dalam acara ramalan cuaca di Indonesia maupun kota-kota besar di seluruh dunia. Atau juga tempat dimana pejabat pemerintah kita berkunjung ke suatu negara, maka Peta sebagai penyajian utamanya dalam memberikan informasi atau keterangannya. Juga dalam hal kejadian bencana alam gempa bumi di Jepang yang baru-baru ini terjadi misalnya, untuk menginfomasikan dimana letaknya maka di sajikan dalam bentuk Peta. Begitu pula sampai sejauh mana pasukan kontra telah menduduki daerah yang berhasil didudukinya dalam perang antara kontra-pendukung pemerintahan Presiden Khadafi di Libya, maka akan lebih jelas bila disajikan dalam bentuk Peta.

Pemakaian bentuk Peta yang luas dalam memberikan informasi, memberikan banyak keuntungan pada kedua belah pihak dalam hal menyampaikan – menerima informasi yang disampaikan, hal itu karena infomasi dapat disampaikan dengan cepat, tepat serta efisien atau penghematan waktu.

Mengingat peran atau fungsi Peta sebagai bahan sumber informasi yang banyak memberikan manfaat dan juga keuntungan, maka sebaiknya perpustakaan perlu menyediakannya atau melengkapi koleksinya dengan bentuk kartografi yaitu Peta. Bagi pustakawan perlu mengetahui bagaimana cara mengolah dan menyajikan jenis koleksi ini.

Di Indonesia lembaga yang berwenang dalam hal peta memeta adalah Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) beralamat di Jalan Raya Jakarta Bogor kilometer 46 Cibenong Bogor Jawa Barat.

  1. PENGERTIAN   KARTOGRAFI   &   PETA

Bahan kartografi adalah setiap bahan yang menggambarkan seluruh atau sebagian dari bumi atau benda langit pada skala tertentu; termasuk peta dan denah dua atau tiga dimensi; peta-peta, navigasi, bulatan bumi.

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya.   Berikut ini kami kutip batasan peta yang diperoleh dari beberapa sumber :

1.      Peta adalah suatu gambar, biasanya menurut skala  tertentu,  pada media yang datar dari suatu bahan yang dipilih dalam hubungan dengan permukaan bumi atau benda langit.

2.      Peta adalah suatu media yang memberikan penyajian atau gambar datar dari bumi atau jagat raya.

3.      Peta adalah suatu media penyajian informasi visual pada lembaran datar mengenai permukaan bumi atau sesuatu yang berhubungan dengan letak geografis.

Dari batasan tersebut diatas jelaslah bahwa peta merupakan pola permukaan bumi atau dunia, sebagian atau keseluruhan yang digambarkan dalam bidang datar. Gambar tersebut dapat menyatakan keadaan titik bumi, keadaan politis atau kultural atau kedua-duanya.

Hakekat Peta menurut Imade Sandy,  adalah :

1.      Peta adalah alat untuk menyatakan pendapat.

2.      Pendapat itu ingin disampaikan melalui mata yang menerimanya.

3.      Dengan menggunakan peta, diharapkan pendapat itu bisa diterima dengan lebih mudah dari pada tanpa menggunakan Peta.

4.      Pendapat yang ingin disampaikan itu mengenai segala hal yang menyangkut ruang.

  1. JENIS   PETA

Ada bermacam-macam jenis Peta, perbedaan yang penting yaitu Peta berseri (serial maps) dan Peta yang hanya satu lembar (individual on single maps). Peta sangat banyak mengungkapkan informasi seperti lokasi dan luas suatu daerah, penyebaran penduduk, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi dan sebagainya.

1.      Jenis Peta pada umumnya:

a.   Peta Topografi ialah peta yang menggambarkan keadaan fisik permukaan bumi sejelas mungkin dengan pembatasan skla.

    1. Peta Tematik ialah peta yang menggambarkan suatu keadaan atau topik tertentu yang dikaitkan dengan letak geografis.
    2. Peta Kadastral ialah peta yang memuat informasi mengenai status pemilikan tanah.
    3. Dari segi teknik pembuatannya dikenal pula peta yang dihasilkan melalui foto udara.

2.      Jenis Peta berdasar ukuran (scale) dan isinya (content), menurut Erwin Raisz;

a.       Peta Umum (General Maps).

1)      Peta Topografi (Topograhic Maps); peta yang digambar dalam ukuran skala lebar dan menengah berisi keterangan umum tentang wilayah atau daerah termasuk dalam klas ini yaitu relief atau peta timbul.

2)      Peta Planografi (Planographic Maps); sama seperti peta topografi tetapi tidak dengan relief. Plano sama dengan rata.

3)      Peta-peta yang menggambarkan daerah-daerah luas negara, benua-benua atau seluruh dunia dalam ukuran skala kecil . Termasuk dalam klas ini yaitu atlas.

4)      Peta Umum Dunia (General World Maps).

b.      Peta Khusus (Special Maps).

1)      Charts yaitu peta yang digunakan untuk navigasi pelayaran dan atau penerbangan.

2)      Peta Tematik (Thematic or Single Factor Maps)

a).  Peta Kwalitatif (Qualitative), seperti; Peta Geologi, Tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

b).  Peta Statistik (Statistical Maps).

c).  Peta Diagram (Cartogram or Diagramatic Maps).

c.       Peta Penggunaan Tanah (Land Use Maps).

d.      Peta Kota (City Maps).

e.       Peta Angkutan (Transportation Maps) yang menunjukkan jalan kerata api, jalan mobil, lintas penerbangan dan sebagainya.

f.        Peta Sejarah dan Politik (Political and Historical Maps).

g. Peta dari bermacam-macam ilmu pengetahuan (Maps of the Varians Sciences).

h.       Peta Gambar dan Reklame (Map for Illustration and Advertising).

i.         Peta Kadastral (Cadastral Maps) digambar dengan skala lebar untuk     menunjukkan tanah hak milik.

3.      Globe dan Model (Globes and Models).

a.       Globe yaitu bentuk mini dari bumi yang digambarkan dalam bentuk bola.

b.      Model yaitu tiruan benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, bisa dibuat sama ukurannya dengan asli atau lebih besar atau lebih kecil.

4.      Paul D. Mc. Dermott membagi Peta menurut skala dan isinya sebagai berikut :

a.       Menurut Skala :

1)      Skala lebar (Large Scale) yaitu berukuran maksimum. 1 : 250.000. Contoh: Peta Kota, Peta Kadastral, Peta Topografi.

2)      Skala Menengah (Medium Scale) Yaitu berukuran antara                      1 : 250.000   sampai  dengan   1 : 1.000.000.

Contoh :  Peta Jalan Mobil, Peta Lintas Penerbangan.

3)      Skala Kecil (Small Scale) yaitu berukuran 1 : 1.000.000  sampai dengan 1 : 150.000.000 atau lebih.

b.      Menurut  Isi :

1)      Guna Umum (General Purpose), contoh Peta Topografi.

2)      Guna Khusus (Special Purpose), Contoh Peta Pengguna Lahan,        Peta Navigasi, dan lain sebagainya.

  1. MANFAAT    PETA .

Peta dapat digunakan sebagai media yang efektif untuk memperoleh gambaran umum mengenai daerah yang dipetakan. Dalam pengajaran peta bisa difungsikan sebagai sumber informasi. Juga dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk kreativitas yang diinginkan didalam suatu subyek atau konsep.

Dalam penyajian dalam bentuk peta maka kita dapat memakainya sebagi alat penterjemah ke dalam bentuk visual hasil yang didapat dari bermacam-macam kinerja di lapangan, seperti; perencanaan lahan, penelitian bahasa, eksplorasi sumber daya alam, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh dari peta lebih cepat dimengerti dari pada kita melihat kenyataannya.

  1. PENGOLAHAN   PETA.

Lingkup peraturan pengolahan bahan-bahan kartografis meliputi penguraian atau deskripsi dari semua jenis bahan-bahan kortografis. Bahan-bahan kartografis terdiri atas semua bahan yang menyajikan seluruh atau sebagian bumi atau badan ruang angkasa.  Pada dasarnya unsur-unsur bibliografis untuk bahan-bahan kartografis sama dengan unsure-unsur pada publikasi bibliografis. Hanya ada satu tambahan bidang, yakni sesudah bidang edisi terdapat bidang data matematis, yang memberikan keterangan tentang skala, proyeksi dan sebagainya.

Sumber-sumber informasi untuk memperoleh unsur-unsur bibliografis dari bahan kartografi adalah :

1.      Bahan kartografi itu sendiri; bila suatu bahan terdiri atas beberapa bagian fisik, perlakukan semua barang termasuk lembar judul, sebagai bahan kartografis itu sendiri.

2.      Kotak, sampul kulit, kantong peta, cantelan globe dan sebagainya. Pola tanda baca sama dengan pola tanda baca pada publikasi monografis.

  1. PENYAJIAN  DAN  PENYIMPANAN  PETA.

Tidak semua bahan-bahan bentuk Peta diolah dan dijadikan koleksi perpustakaan. Pustakawan harus menentukan apakah suatu Peta isinya cukup baik dan apakah dapat bertahan lama dengan pemakaian normal. Ini dikarenakan Peta dan bahan-bahan lain yang termasuk golongan ephemeral materials merupakan bahan-bahan yang dapat usang atau cepat rusak atau hancur.

Setelah ditetapkan bahwa suatu Peta itu penting untuk dijadikan koleksi di perpustakaan maka bahan ini perlu di atur, disimpan dan di pelihara dengan baik. Dengan tujuan agar bahan tersebut mudah di ketemukan kembali sewaktu-waktu di butuhkan dalam keadaan layak / baik digunakan oleh pemustaka.

Umumnya peta disajikan dan disimpan :

1. Digantung didinding atau vertical cabinet.

2.      Di gulung dan dimasukkan ke dalam selongsong karton.

3.      Diletakkan secara mendatar dalam kabinet horizontal dengan tidak dilipat atau digulung.

  1. PENUTUP.

Bahan Kartografi atau lebih dikenal dengan Peta, memang tidak setiap perpustakaan mengoleksinya. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat peran dan fungsi serta keberadaan Peta di perpustakaan satu dengan perpustakaan yang lainnya tidak sama. Pada perpustakaan yang para pemustakanya banyak memanfaatkan bahan kartografis atau peta maka mengoleksi, menyajikannya menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan. Perpustakaan yang pemustakanya banyak membutuhkan informasi dari Peta adalah perpustakaan di lingkungan pendidikan kedirgantaraan, pelayaran, pertanahan dan sejenisnya

Demikian tulisan sekilas tentang bahan kartografis ini kami sajikan semoga menambah wawasan bagi pembaca, khususnya informasi tentang  Peta.

**- 0029/0003/2011-**

DAFTAR   PUSTAKA

HARDJOPRAKOSO, MASTINI, 1992. Peraturan Katalogisasi. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republlik Indonesia.

KALANGIE, (Tth.). Teknologi Media “Diktat Perkuliahan”. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan – Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

ROHANDA, 1990. Pedoman Praktikum Katalogisasi Bahan Pustaka . Bandung: Fak Ilmu  Komunikasi  Universitas  Padjadjaran.

TIM PENYUSUN KAMUS PUSAT BAHASA. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3. –cet. 3.  Jakarta: Balai Pustaka.

Tinggalkan komentar

Filed under Publikasi

LINUX OPERATING SYSTEM YANG BISA DIAPLIKASIKAN PADA PERPUSTAKAAN DENGAN BEBERAPA KEUNGGULANNYA

A. PENDAHULUAN.
Pada era sekarang ini dimana perkembangan disegala bidang mengalami kemajuan yang begitu cepat, baik dunia ilmu pengatahuan, teknologi, komunikasi maupun dibidang informasi. Untuk itu kita dituntut bisa mengimbangi dengan peningkatan kemampuan diri agar tidak mengalami ketertinggalan.

Perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia tak terkecuali perpustakaan. Perkembangan dan kemajuan ini membawa pada perubahan–perubahan pada layanan perpustakaan sehingga kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi harus diterima di perpustakaan. Teknologi ini menjanjikan kemudahan dan kecepatan, yang merupakan salah satu faktor yang saat ini sangat dituntut dalam pengelolaan informasi. Program otomasasi perpustakaan menjadi tuntutan perkembangan perpustakaan yang tidak mungkin dihindari.

Ada beberapa perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan dewasa ini telah banyak beredar dipasaran seperti CDS/ISIS serta Versi Windowsnya yaitu WINISIS, Inmagic, Dynix, sehingga kita bisa memilih perangkat lunak mana yang bisa kita aplikasikan berdasarkan kebutuhan perpustakaan kita. Penulis mencoba menambah satu lagi perbendaharaan khasanah program perangkat lunak yang bisa diaplikasikan di perpustakaan yaitu Linux. Karya tulis ini membahas seluk beluk perangkat lunak Linux tersebut dengan beberapa keunggulan yang ada jika dibandingkan dengan perangkat lunak yang telah beredar sebelumnya.

B. SEKILAS TENTANG PENCIPTAAN LINUX
Orang yang dikenal sebagai pencipta dan pengembang Linux.Linus adalah Benedict Torvals, lahir 28 Desember 1969. Saat ini dia masih bekerja sebagai koordinator proyek ini. Linus terinspirasi oleh Minix, sebuah kernel dan operating system (OS) yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum, untuk mengembangkan
sebuah operating system (OS) yang dapat bekerja untuk PC (Personal Computer). Torvals dilahirkan di Helsinki, ibukota Finlandia anak dari Anna dan Nils Torvals dan juga penyair Ole Torvals. Dalam keseharian keluarganya menggunakan bahasa minoritas Swedia yang merupakan 6% dari populasi penduduk Finlandia. Nama terinspirasi dari Linus Pauling, pemenang Nobel bidang Kimia dari AS. Kedua orang tuanya di Universitas Helsinki di tahun 1960 an yang dikenal sebagai “kampus radikal”.

Torvals berkuliah di Universitas Helsinki dari tahun 1988 hingga 1996 dan menyelesaikan master bidang Ilmu Komputer. Dia menulis tesis tentang Linux untuk gelar M.Sc dengan judul Linux : A Portable Operating System. Ketertarikannya pada komputer dimulai dengan Commodore VIC-20, setelah itu dia membeli Sinclair QL yang terus dimodifikasi terutama untuk operating system (OS)-nya. Dia membuat sebuah program assembler dan text editor untuk QL dan games. Dia juga menulis program kloning-nya Pac Man, dengan nama Cool Man. Di tahun 1990, dia membeli sebuah Intel 80386 berbasis PC IBM dan mulai menggarap Linux.

Pada dasarnya, Torvalds menggunakan Minix OS dalam pengembangan OS-nya yang kemudian diberi nama Linux. (Linus’s Minix). Torvals menyadari nama “Linux” terlalu mirip dengan nama dirinya dan berencana merubah menjadi Freax (perpaduan dari “free”, “Freak”, huruf X mengidentifikasikan sistem Unix-like). Namun sebelum nama tersebut diganti, rekannya yang bernama Ari Lemmke mendorong Torvalds untuk meng-uplood Linux ke network agar mudah di-download. Saat kernel Linux dikombinasikan dengan software yang dikembangkan oleh pihak lain (terutama sistem GNU) biasanya disebut Linux Distribution (distro). Maka bermunculanlah distro-distro yang pada perkembangannya memberikan kontribusi yang cukup besar pada operating system Linux itu sendiri. Adapun nama-nama distro-distro tersebut kami sebutkan pada bagian dari peper ini pada pemaparan perikutnya

Maskot pribadi Linus adalah Pinguin yang diberi nama Tux, yang kemudian diadopsi oleh komunitas Linux sebagai maskot Linux. Banyak penggemar Linux memuja Torvalds layaknya seorang dewa, dia memiliki otoritas yang besar dalam mengembangkan kode barunya.

C. LINUX LEBIH AMAN
Para penganjur Linux yang telah lama berkeyakinan bahwa pengembangan open sources akan menghasilkan software yang lebih aman serta tangguh, baru saja mendapat dukungan hasil riset yang menyakinkan kebenaran pendapat mereka dengan dipublikasikannya riset terkini Coverty tanggal 9 Desember 2004 yang lalu. Coverty adalah suatu perusahaan spesialisasi bidang riset analisa programing yang bertugas meneruskan riset awal yang dilaksanakan sejak tahun 2000 di Computer Science Research Center Universitas Stanford sebagai suatu ujud inisiatif besar-besaran guna memperbaiki kinerja proses pengembangan inti software pada kalangan industri di AS. Coverty menelurkan software untuk mendeteksi “kesalahan programming” (bugs) software yang dirancang dalam bahasa programing C dan C++ seperti halnya Red Hat Linux.

Kajian riset coverity dan Stanford University atas keandalan kinerja Linux, dari 5,7 juta baris kode operating system (OS) Linux (kernel Versi 2.6) yang terdapat pada Red Hat, Novel, dan beberapa edaran Linux (distro) lainnya memiliki 985 bugs saja. Dari 985 bugs oada sistem Linux, 627 diantaranya bernilai kritis yang terdapat dalam kernel. Bugs pada Linux lebih lanjut dapat diklasifikasikan yakni 569 bugs dapat menyebabkan sistem gagal total, 100 bugs security holes dan 33 bugs yang dapat mengakibatkan kurang optimalnya operating system (OS) berjalan.

Rata-rata bugs pada Linux 0.17 bugs per 1.000 baris code. Suatu angka yang jauh lebih kecil dibawah bugs yang terdapat pada software komersial buatan perusahaan industri. Riset Universitas Carnegie Mellon yang diadakan terpisah menemukan bahwa lazimnya software komersial memuat antara 20-30 bugs untuk setiap 1000 baris code. (untuk sofware seperti Linux dengan jumlah besar 5.7 juta baris kode berarti kesalahan yang lazim terdapat didalamya adalah 114.000 – 171.000 bugs. Sebagai gambaran Window XP terdapat sekitar 40 juta baris code).

Atas ditemukannya bugs pada Linux para periset menemukan bahwa kebanyakan bugs pun sesungguhnya telah segera diperbaiki oleh komunitas pengguna Linux. Cepatnya perbaikan atas kelemahan bugs pada open source development merupakan keunggulan tersendiri sistem ini dibidang respons industri pembuat software yang sering kali kurang tanggap ketika mengahadapi kasus serupa terjadinya bugs pada produknya.

Selama beberapa tahun belakangan ini telah muncul trend tersendiri dengan semakin banyaknya institusi publik dan pemerintahan dunia yang mulai berpaling guna beralih menggunakan program open sources dan meninggalkan operating system (OS) Windows.

Tercatat Kementrian Pertahanan Singapura akhir Oktober 2003 mengumumkan beralih menggunakan aplikasi Open Office daripada memperbaharui Microsoft Office 2003, langkah ini dipandang sebagai aksi mengejutkan karena instansi pemerintah Singapura berhubung instansi mengoperasikan sekitar 20.000 PC. Demikian juga pemerintah kota Munich di Jerman sebelum awal tahun 2002 juga dengan tegas menyatakan beralih ke operating system (OS) Linux dan mengenyahkan Windows dari sekitar 14.000 PC yang dioperasikannya. Selain faktor biaya tinggi alasan lain yang melatarbelakangi pilihan itu yakni keputusan strategis pemerintahan kota Munich yang tidak ingin ketergantungan pada suatu sistem dominan komputerisasi milik korporasi raksasa asing seperti Microsoft.

D. STRUKTUR DIREKTORY DARI LINUX
Ada banyak direktori dalam Linux yang tersimpan pada filesystem. Jadi akan memudahkan system dalam pencariaannya sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
1. /bin : berisi program yang esensial, yang berguna jika partisi/user tidak terhubungkan.
2. /boot : berisi file-file yang penting untuk booting Linux, seperti kernel Linux.
3. /usr : berisi file-file program dan data yang diperlukan untuk menjalankan program yang bersangkutan, file di hirarki ini dapat dibuat menjadi read only.
4. /var :berisi file-file yang dinamik seperti email, file log dan sebagainya.
5. /ect : berisi file konfigurasi dari program
6. /mnt : berisi mount point dari partisi lainnya di system komputer.
7. /dev : berisi devise, seperti /dev/ttySO adalah prot serial pada komputer kita, atau /dev/fd0 adalah floppy disk.
8. /hpme : berisi home direktori dari user pada sistem kita.
9. /sbin : berisi program-program yang penting untuk sysadmin.
10. /root : home directory dari user ‘root” tidak tersimpan dibawah direktori /home karena kemungkinan direktori tersebut belum di-mount.

E. TAMPILAN LINUX.
Seperti yang banyak dipakai orang baik dikantor maupun secara personal maka banyak varian bentuk yang ditawarkan menurut kebutuhan. Untuk membatasi ruang dan waktu maka linux juga tampil dalam bentuk PDA (Personal Digital Asistant).
1. Agenda VR 3
Dimensi : 11,4 x 7,6 x 2 cm.
Berat : 132 gram (tanpa baterai)
Layar : 5,7 x 8,3 cm
Resolusi display : 160 x 240 piksel (16 grayscale)
Prosesor : NEC VR 4181 66 Mhz
Memori : RAM 8 MB (Flash 16 mb)
Keunggulan : Ringan, multitasking, program aplikasi open source, kompatibel.
Harga : USD 270.

2. LISA edisi iPAQ
Dimensi : 13 X 8,3 X 1,6 cm.
Berat : 170 gram (termasuk baterai)
Layar : Ttft, 4 inchi
Resolusi display : 240 x 320 piksel (12-bit)
Prosesor : intel Strong ARM 206 Mhz
Memori : ROM 16 MB, RAM 32 MB.
Keunggulan : Kecepatan, layer berwarna, aplikasi mamadai, securyty
Harga : USD 600.

F. KEAMANAN SISTEM
Keamanan merupakan hal yang harus diperhatikan, apalagi kalau sudah tersambung dalam suatu jaringan terlebih kalau sudah terhubung dengan internet. Seperti kita ketahui ada empat faktor yang sangat mempengaruhi keamanan sistem yang secara menyeluruh :

1. Sistem Operasi Komputer (Computer Operating System).
Pada saat ini kita dapat jumpai berbagai operating system yang terdiri dari berbagai kelas dari yang harganya relatif murah sampai yang mahal. Harga tersebut belum bisa dipastikan akan kehandalan atau keamanan dari operating system yang bersangkutan. Sementara itu Operating System Linux ada sebagian orang mengatakan rentan terhadap security hole. Ada sebagian orang lagi menyatakan bahwa Linux terbaik yang terbukti dengan tidak diketemukannya virus. Sebagai kesimpulan sementara maka operating system juga menentukan keamanan.

2. Jaringan kerja (Network)
Tidak dipungkiri diera global saat ini suatu jaringan kerja mempuyai peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi. Dengan sistem ini maka akan lebih mudah dalam berbagai hal antara lain dalam upaya pemenuhan informasi tersebut. Namun hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan system jaringan ini adalah kalau sudah memasuki ke internet maka tidak tertutup kemungkinan bisa diakses oleh pengguna lain. Disinilah pentingnya diciptakan sistem yang bisa digunakan untuk menjaga agar jaringan bisa berjalan tanpa adanya gangguan dari pihak luar lainnya.

3. Aplikasi.
Aplikasi juga mempunyai peran yang besar dalam menjaga keamanan sistem.
Pengguna kadang datang untuk melihat komputer kita, tanpa kita sadari dalam suatu dialog kita mengatakan sesuatu yang mestinya menjadi rahasia untuk orang lain. Sehingga ada kemungkinan keamanan system kita terganggu oleh orang luar yang mengetahui rahasia apa yang kita miliki terhadap aplikasi yang kita gunakan.

4. Pengguna (user).
User atau pengguna kadang kala terdapat teman dekat atau saudara atau mungkin hanya sekedar kenalan saja. Mereka ini bisa saja melakukan gangguan terhadap keamanan sistem kita, kalau kita sendiri tidak berhati-hati dalam menjaga keamaan sistem yang kita miliki.

G. KEUNGGULAN – KEUNGGULAN LINUX
Linux merupakan salah satu operating system (OS) yang memiliki banyak keunggulan tersendiri. Selain keunggulan seperti yang telah disinggung diatas masih ada lagi bagi pengguna Linux. Mereka para pengguna Linux tidak di pungut biaya alias gratis, lagi pula dapat dikembangkan oleh kelompok-kelompok, sehingga melalui internet sesama pemakai Linux dapat saling bertukar pikiran tentang masalah yang mereka temui kemudian berbagi pengalaman dalam memperbaiki atau membenahi kekurangan tersebut. Saat kernel Linux dikombinasikan dengan software yang dikembangkan oleh pihak lain (terutama sistem GNU) biasanya disebut Linux Distribution (distro). Karena sifatnya yang terbuka maka perkembangan Linux juga semakin cepat sehingga muncul banyak Linux Distribution (distro distribusi) baru antara lain :
1. Linux Distribution RedHat,
2. Linux Distribution Mandrake,
3. Linux Distribution Slackware,
4. Linux Distribution Debien,
5. Linux Distribution SuSE,
6. Linux Distribution Stampade,
7. Linux Distribution MK Linux,
8. Linux Distribution Linux PPC,
9. Linux Distribution Yellowdog Linux,
10. Linux Distribution Phat Linux,
11. Linux Distribution Caldera Open Linux,
12. Linux Distribution Win Linux 2000, dan masih banyak lagi.

Adapun keunggulan lain dari operating sistem Linux, adalah sebagai berikut :
1. Linux Gratis.
Pemakai Linux dapat mengkopi atau membeli CD-Rom Linux, bahkan mengambil melalui internet.
2. Linux Siap Pakai.
Linux memberikan hamper memberikan semua yang dibutuhkan pengguna dan yang diinginkannya, antara lain; variasi editor teks, aplikasi grafis kompleks, brouser, permainan, aplikasi kantor, aplikasi network, kompiler, video, audio dan sebagainya.
3. Linux Mudah di Instal.
Operating sistem ini begitu mudahnya diinstal tidak seperti halnya operating sistem yang lain.
4. Tidak ada yang sulit.
Jika kita menemukan kesulitan dalam hal pemakaiaan operating sistem Linux ini, kita dapat berdiskusi atau menanyakannya kepada pengguna Linux lainnya melalui mailing list atau kelompok pemakai tertentu lainnya.
5. Linux Multitasking.
Linux dapat melakukan pekerjaan waktu yang sama dan dapat menjalankan aplikasi dalam waktu yang sama pula.
6. Linux multi user.
Dapat bekerja pada pemakai yang lebih dari satu user dengan komputer lainnya yang terhubung dengan network/jaringan.
7. Linux Handal.
Berdasarkan penilaian dari segi akses dengan situs yang ada, terbukti banyak pemakainya pada setiap harinya.
8. Linux Fleksibel.
Linux dapat dijalankan diberbagai komputer, baik pentium PC-486, Macintos dan lain sebagainya. Juga multi prosesor dengan kartu-kartu audio dan video dan dapat diinstal di Window, Dos tanpa mempengaruhi terhadap-nya, disamping itu juga memiliki GUI (Graphical User Interfacel).
9. Linux Aman.
Linux aman digunakan oleh perorangan/pribadi, karena virus komputer yang sering memunculkan masalah tidak akan mampu mengganggu operating system Linux ini.
10. Linux Bebas.
Linux merupakan aplikasi gratis dan bisa dipakai dan dikembangkan oleh para penggunanya.
11. Linux lebih sempurna.
Linux merupakan operating sistem yang lahir pada generasi terakhir sehingga sifatnya meyempurnakan generasi sebelumnya, karena dari hari kehari kelemahan Linux makin berkurang (terbukti dengan GUI Linux).

H. PENUTUP / KESIMPULAN.
Sebagai operating system yang tergolong masih muda usia namun Operating System Linux ini ternyata memiliki beberapa keunggulan seperti apa yang telah diuraikan didepan. Beberapa keunggulan seperti yang diuraikan diatas dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang kebijakan / keputusan pada saat akan menentukan opereting system mana yang akan digunakan.

Semoga paparan ini mampu memberikan gambaran serta pemahaman yang benar tentang Operating System Linux, sehingga akan menambah wawasan tentang operating system, selain yang telah diketahui sebelumnya.
***

DAFTAR BACAAN

1. Info Linux : Edisi 001 / 2001.
2. Info Linux : No. 03 / I / 2001.
3. Info Linux : No. 04 / I / 2001.
4. Media Iptek : Akrab dan Berwawasan. Edisi . 03., Oktober 2005.

2 Komentar

Filed under Publikasi

ASPEK-ASPEK DAN PERILAKU PUSTAKAWAN PENDUKUNG TERWUJUDNYA LAYANAN PRIMA DI PERPUSTAKAAN

  1. Pendahuluan

Layanan perpustakaan merupakan kegiatan kerja perpustakaan yang langsung dapat dilihat dan dirasakan hasilnya oleh masyarakat yang menerima pelayanan tersebut. Adapun layanan perpustakaan adalah suatu pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna. Melalui layanan perpustakaan pemakai akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari berbagai media, juga mendapatkan manfaat dari berbagai alat bantu penelusuran yang sudah tersedia.

 

Jenis layanan yang ditawarkan oleh prepustakaan bergantung pada besar kecilnya perpustakaan. Layanan yang lazim di tawarkan ialah layanan rujukan dan sirkulasi. layanan majalah,  multimeidia, jasa kesiagaan informasi dan sebagainaya. Semua jenis layanan tersebut sangat baik jika perpustakaan mampu mewujudkan layanan yang baik dan berkualitas atau prima.

 

Dalam tulisan ini pembahasan lebih lanjut akan menguraikan tentang  aspek-aspek dan perilaku pustakawan pendukung terwujudnya layanan prima dil perpustakaan.

 

  1. Pentingnya   Layanan   di  Perpustakaan

“Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan pustaka harus sewaktu-waktu tersedia bagi mereka yang memerlukannya” Demikian pernyataan Nasution (1990) seperti yang dikutip Karmidi Martoatmojo (1999:5). Sementara itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor  43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Bab I pasal 4 menyatakan Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan bangsa. Pada BAB II pasal 5 ayat 1.a menyatakan, masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan serta manfaat dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan.

Perpustakaan dimanapun juga tidak akan terlepas dari kegiatan memenuhi kebutuhan informasi oleh masyarakat pemakainya. Untuk itu maka pada diri setiap pustakawan sebagai salah satu ujung tombak dalam pelaksanaan tugas tersebut harus bisa menjalankan sebaik dan seoptimal mungkin. Dengan demikian maka perpustakaan dapat berfungsi optimal dengan dukungan dari semua unsur yang ada tak terkecuali pustakawan.

 

  1. Pengertian  Profesi dan Profesional

Dalam kehidupan kita  sehari-hari, seringkali terdapat kerancuan istilah dalam pekerjaan (accupation) dengan istilah profesi (profession). Masyarakat sering menggunakan istilah pekerjaan untuk profesi demikian juga sebaliknya.  Profesi merupakan pekerjaan yang memenuhi syarat tertentu serta pengertian khusus. Adapun syarat sebuah profesi  adalah adanya pendidikan pada tingkat perguruan tinggi, memiliki organisasi, berorientasi pada jasa, adanya kode etik, adanya kemandirian, adanya kendali organisasi profesi terhadap orang yang ingin berkecimpung dalam bidang tersebut serta berkarya dalam bidangnya.

 

Istilah professional sudah dikenal luas di kalangan masyarakat. Pengertian professional secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan ketrampilan seseorang dalam melakukan perkerjaan menurut bidang dan tingkatan tertentu. Berikut ini dua aspek yang sangat penting sehubungan dengan profesionalitas seorang pustakawan yang harus  dipenuhi;

1.      Aspek-aspek Profesional

a.             Sopan; sikap ini ditujukan pada setiap orang yang dilayani dengan sikap wajar tanpa dibuat-buat. Kepada siapapun tak terkecuali harus dilayani dengan sikap yang sebagaimana mestinya terutama yang bersangkutan dengan sikap sopan santun antar manusia. Setiap pengunjung harus dilayani dengan rasa hormat.

b.            Ramah; sikap ramah yang tidak dibuat-buat atau basa-basi terhadap siapapun yang dilayani.

c.             Tanggap; terutama mengerti kebutuhan siapapun yang dihadapi atau dilayani untuk kemudian megusahakan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhinya.

d.            Ulet: jika kebetulan diminta bantuannya utuk mencarikan bahan informasi yang dibutuhkan oleh siapapun yang dihadapi ataupun dilayani, sedapat mungkin harus mengusahakan ditemukannya bahan informsi terebut dimanapun harus dicarinya.

 

2.      Aspek Kepribadian dan Perilaku yang Terpuji

a.             Rajin; karena segala sesuatu yang ada didalam perpustakaan harus selalu diatur dan disusun dengan sistematis, maka pustakawan harus selalu terus menerus mempunyai kebiasaan menjaga segala sesuatu yang sistematis teatap dalam keadaan sistematis.

b.            Rapi; pustakawan harus memiliki kepribadian dan perilaku selalu menjaga kerapian, apa saja yang sudah diatur dan disusun dengan sistematis agar keteraturan dan susunannya tetap terjaga.

c.             Bersih; pustakawan disamping harus memiliki kepribadian yang selalu bersih untuk keperluan dirinya sendiri yang menyangkut fisik tubuh maupun pakaian, juga memiliki kebiasaaan membuat dan menjaga kebersihan didalam maupun diluar perpustakaan dimana dia bekerja.

d.            Disiplin; pustakawan harus disiplin masuk kerja juga disiplin dalam segala hal. Jika mengambil buku dari suatu rak yang telah tersusun sistematis maka dalam mengembalikan juga harus menempatkannya pada urutan susunannya, tidak asal mengembalikan pada rak.

e.             Tepat janji; seorang pustakawan harus memiliki kebiasaan tepat janji kepada siapapun yang dilayani. Kalau tidak dapat menjanjikan sesuatu sebaiknya berterus terang, sebaliknya kalau memang menjanjikan sesuatu harus berusaha untuk menepati janji tersebut.

 

  1. Layanan  Prima di Perpustakaan

Seperti telah disinggung di muka  bahwa perpustakaan adalah layanan. Dalam hal kualitas layanan perpustakaan di dipengaruhi oleh dua hal sebagai berikut :

  • Functional quality, artinya perputakaan dengan fungsinya sebagai sumber informasi perlu melengkapi koleksinya secara terus-menerus dan terbaru.
  • Technical quality, perpustakaan perlu memiliki sumber daya dengan kualifikasi teknis yang baik, mengaplikasikan akses ke teknologi informasi yang relevan, dan menunjukkan sikap melayani dan trampil dalam melakukannya.

Pelayanan yang professional dapat pula diartikan sebagai layanan yang berkualitas, pustakawan dalam memberikan layanan hendaknya tidak hanya sebatas pada saat pengunjung berada di hadapannya. Namun harus menjadi semacam “pandangan hidup” dari setiap pustakawan. Sehingga para pustakawan dalam membangun perpustakaan yang berorientasi pada pelayanan dapat diarahkan dari pustakawan yang mengarah kepada excellent service yang diharapkan dapat memuaskan pemakai.

De Vrye mengatakan bahwa ada tujuh perilaku yang dapat mengarah ke suatu proses layanan prima (excellent service), yaitu sebagai berikut:

1.      Self Esteem (harga diri)

a.       Harga diri yang tinggi merupakan unsur yang penting untuk suksesnya suatu organisasi.

b.      Harga diri dimulai dari pimpinan puncak

c.       Harus ditanamkan sikap poitif dalam menghadapi pemakai perpustakaan.

d.      Harus selalu ditanamkan rasa bertanggung jawab untuk memperbaiki pelayanan kepada pemakai.

2.      Excees Expectations/melampaui yang diharapkan, yaitu menciptakan pelayanan yang positif untuk memenuhi dan melampaui harapan pemakai.

3.      Recovery/pembenahan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut;

a.       Keluhan adalah peluang, bukan masalah.

b.      Bagaimana mengatasi keluhan pemakai.

c.       Pengumpulan keterangan mengenai pemakai.

d.      Menguji standar pelayanan itu sendiri.

e.       Pentingnya mendengarkan dengan seksama.

4.      Vision/pandangan ke depan.  Pimpinan harus mempunyai visi ke depan Jadikan teknologi bekerja untuk Anda, bukan sebaliknya serta ciptakan Cultural Library.

5.      Improve/peningkatan, meliputi hal-hal sebagai berikut :

a.       Lakukan peningkatan secara kontinyu.

b.      Responsip terhadap perubahan

c.       Memberi kesempatan pegawai untuk terlibat dalam perencanaan.

d.      Moment of Truth, yaitu saat kapan kualitas itu diciptakan.

e.       Pelatihan pegawai untuk pelayanan prima.

f.        Menjaga momentum.

6.      Care/perhatian, meliputi hal-hal berikut :

a.       Sistem yang menyenangkan pelanggan.

b.      Kualitas, perhatian mengenai kualitas segala aspek.

c. Ukuran yang diterapkan dalam pelayanan adalah Reliability, Assurance, Emphaty, Respomsiveness, dan Tangible.

7.      Empower/pemberdayaan yang dapat menjamin para staf memainkan peranan dalam memajukan dan mengembangkan perpustakaan. Sistem yang dipakai adalah system komunikasi yang efisien dan komprehensif yang dapat akses ke mana-mana dan bersifat multidimendi.

 

  1. Penutup

Dengan memahami pengertian dari profesi serta profesionalisme didukung dengan kelengkapan koleksi yang memadai maka suatu layanan prima akan mampu terwujud seperti yang diharapkan. Terlebih pada setiap diri pustakawan mampu mengaktualisasikan dalam pelayanan hal-hal yang dapat mengarah ke layanan prima seperti diuraikan dibagian akhir tulisan ini.

 

ooO * Ooo

 

SUMBER  PUSTAKA

 

  • Bandono. 1996. Profil Pustakawan Profesional. Buletin FKP2T No. 1 Th. II. Juli-  Desember 1996.

 

  • Karmidi, Martoatmojo. 1999. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.

 

  • Septiyantono, Tri. 2003. Dasar–dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (IPI) Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

 

  • Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007. Tentang Perpustakaan.

Tinggalkan komentar

Filed under Publikasi

THESAURUS SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN

Abstrak.

Dunia global dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat kemajuannnya, membawa dampak yang begitu luas dalam segala aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dibidang informasi. Sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan informasi seakan tidak terkendali lagi. Hampir dapat dipastikan terjadi gelombang informasi yang sangat besar pada setiap ilmu pengetahuan yang ada.
Untuk itulah maka diperlukan sarana temu kembali informasi guna menyaring dan atau memilih informasi-informasi yang benar-benar sesuai dengan yang kita butuhkan, dengan pengertian informasi tersebut dapat kita peroleh dengan cepa,t tepat, dan yang lebih penting lagi akurat.
Dalam tulisan ini akan dibahas salah satu dari beberapa sarana temu kembali informasi yang bisa membantu pembaca, peneliti, atau pencari informasi lainnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat, tepat, dan akurat seperti yang diharapkan. Adapun sarana temu kembali dimaksud adalah thesaurus yang mencakup beberapa bagian bahasan meliputi pengertian, struktur, bagian hierarkhis dan fungsi serta tujuan thesaurus.

A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah mengakibatkan ledakan informasi. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya volume arus informasi melalui berbagai sarana interaksi komunikasi baik antar individu maupun kelompok. Kondisi tersebut memberi dampak tersendiri bagi pusat-pusat layanan dokumentasi dan informasi seperti perpustakaan, yang mana jenis informasi yang tersedia akan semakin banyak baik kualitas maupun kuantitasnya. Sebagian besar informasi tersebut terekam baik dalam bentuk teks maupun dokumen dalam pangkalan data berbasis komputer. Oleh karena jenis dan jumlah informasi sangat banyak maka untuk mempermudah pemakai dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan, diperlukan suatu sarana bantu penelusuran. Menurut Rada (1987) dikutip Lalu Anwar (2000) orang yang berhadapan dengan dokumen dalam jumlah yang banyak, tidak mudah untuk menemukan dokumen yang diperlukan.
Pada pusat dokumentasi dan informasi yang masih menggunakan sistem manual, dalam proses temu kembali informasi, pemakai menggunakan dua alternatif penelusuran yaitu melalui jajaran kartu katalog sebagai acuan ke susunan koleksi di rak, dan atau langsung menelusuri di jajaran koleksi. Sedangkan pusat-pusat dokumentasi dan informasi yang telah menggunakan sistem komputerisasi, untuk menunjang sistem temu kembali informasi (information retrival system) menggunakan pendekatan lain, salah satu diantaranya adalah thesaurus.

B. Pengertian Thesaurus.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Thesauros yang artinya kekayaan, harta ataupun gudang tempat menyimpan harta benda atau kekayaan”. (Sri Rohyanti Z.: 2002: 1)

Menurut Hornby dikutip Sri Rohyanti Z. (2002: 1) : Thesaurus adalah kamus kata-kata dan ungkapan yang dikumpulkan menurut kesamaan artinya dan sinonimnya. Dalam dunia perpustakaan, dokumntasi dan informasi, thesaurus dapat diartikan menurut fungsi dan strukturnya.

Kamus Amerika Webster’s dikutip Sri Rohyanti Z. (2002: 1) mendefinisikan thesaurus sebagai suatu ‘buku yang berisi kata atau informasi mengenai bidang subyek tertentu atau suatu kelompok konsep, seperti kamus sinonim.

Tesaurus adalah alat untuk pengawasan kosa kata (vocabulary control). (E. John Leide: 2002: 1)

Paul Kleinbart dalam artikel “Prolegomenon to Intelegent Thesaurus Software” mengutip pengertian thesaurus dari (ISO 2788 [4]) dikutip Lalu Anwar (2000) : thesaurus dapat didefinisikan dalam dua pengertian yaitu menurut fungsi dan strukturnya.

1. Menurut fungsinya.
Thesaurus dalam daftar istilah untuk mengawasi kosa kata yang dipakai untuk menterjemahkan bahasa sehari-hari (bahasa alami) dari dokumen, pengindeks atau pemakai ke dalam bahasa sistem (bahasa dokumentasi, bahasa informasi).
2. Menurut strukturnya.
Thesaurus adalah daftar kata-kata yang dinamis dan terkendali yang berhubungan satu sama lain secara semantik, dan secara umum mencakup bidang ilmu pengetahuan tertentu.

Dalam buku “Guidelines for the Establisment and Develoment of Multilingualual Thesauri” dikutip Lalu Anwar (2000) pengertian thesaurus adalah sekelompok istilah yang dipilih dari bahasa sehari-hari, dan merupakan kosa kata dari bahasa indeks yang terkendali. Disusun sedemikian rupa sehingga hubungan formal antara istilah yang lebih luas (broader terms) dengan istilah yag khusus (narrower terms) dibuat dengan jelas.

Berdasarkan pengertian diatas, thesaurus merupakan himpunan kata-kata terkendali yang berhubungan satu sama lain secara semantik dan hierarkis, yang dapat dipergunakan untuk menterjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Thesaurus dipergunakan secara luas untuk mengendalikan kosa kata (vocabulary control) dalam sistem terkoordinasi, kemudian menggunakan sistem komputerisasi dan sistem “Pre –coordinate”.

Thesaurus berbeda dengan daftar tajuk suyek, kamus istilah dan klasifikasi hierarkhis. Perbedaannya dengan daftar tajuk subyek bahwa daftar tajuk subyek tidak secara implisit menyebutkan hubungan hierarkhis dari masing-masing subyek melainkan disusun hanya berdasarkan abjad. Dalam tajuk subyek untuk menunjukkan hubungan hierarkhis digunakan acuan “lihat juga”, yang dapat menunjukkan hubungan subyek yang lebih luas dengan subyek yang lebih khusus.
Contoh : ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Lihat juga : ADMINISTRASI SEKOLAH.

Pada thesaurus, acuan yang digunakan lebih eksplisit lagi. Istilah-istilah yang terdaftar dinyatakan dengan jelas hubungan hierarkhisnya dengan menggunakan istilah lain.
Contoh : ADMINISTRASI PENDIDIKAN
BT : ADMINISTRASI.
NT : ADMINISTRASI EKOLAH.

Secara lebih rinci perbedaan thesaurus dengan daftar tajuk subyek adalah sebagai berikut :

1. Istilah-istilah pada thesaurus yang berbentuk kata majemuk ditulis seperti apa adanya, sedangkan dalam tajuk subyek bisa dibalik.
2. Daftar tajuk subyek dalam penyajiannya terdiri atas satu bagian utama saja, yaitu susunan alpabetis. Sedangkan thesaurus paling tidak terdiri atas dua bagian yaitu bagain hierarkis dan alpabetis. Kadangkala ada bagian berkelas.
3. Daftar tajuk subyek kebanyakan dipergunakan pada katalogisasi konvensional, sedangkan thesaurus lebih tepat untuk sistem terotomasi. Karena itu istilah-istilah dalam thesaurus cenderung bersifat pasca–laras. Dikoordinasikan pada saat pencarian informasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengoperasian BOOLEAN LOGIC (salah satu strategi sistem temu kembali informasi yang berbasis komputer).

Perbedaan thesaurus dengan kamus istilah, bahwa kamus istilah hanya memberikan definisi suatu istilah, sedangkan thesaurus memberikan difinisi dalam rangka menunjukkan hubungan suatu istilah dengan istilah yang lain.
Contoh : ADMISITRASI PERSONALIA
Gunakan : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN.

Perbedaan thesaurus dengan klasifikasi hierarkhis seperti DDC atau UDC yaitu sistem klasifikasi hierarkhis berusaha menggambarkan keseluruhan hubungan hierarkhis antara istilah yang terdapat dalam klasifikasi tersebut, sebaliknya thesaurus hanya menggambarkan istilah yang perlu-perlu saja.

C. Struktur Thesaurus.
Sebuah thesaurus biasanya paling sedikit terdiri dari dua bagian utama yaitu :
(1) Daftar deskriptor (rumusan) menurut abjad; dan
(2) Daftar istilah yang merupakan panduan suatu deskriptor.

 Istilah yang dipergunakan sebagai deskriptor untuk mengindeks dan menelusuri informasi, yaitu daftar istilah dalam bahasa indeks yang dikelompokkan secara alpabetis yang terdiri dari faset (kategori) yang mempunyai erat antara satu sama lain.
Contoh : PERPUSTAKAAN
: PERPUSTAKAAN NASIONAL.
: PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI.
: PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
 Istilah-istilah yang merupakan panduan suatu deskriptor (lead in term) yang merupakan pintu masuk kosa kata yang dipakai sebagai deskriptor dan menunjuk hubungan hierarkhis dari masing-masing deskriptor.

D. Bagian Hierarkhis
Suatu thesaurus memuat sejumlah istilah mulai dari yang spesifik hingga istilah yang umum. Istilah yang satu merupakan bagian dari istilah lainnya yang mengandung makna yang lebih luas dan paling luas, namun masih termasuk dalam cakupan subyek thesaurus dimaksud. Menurut Simanjuntak (1986) dikutip Lalu Anwar (2000) hubungan yang berdasarkan kriteria “sempit – lebih luas – paling luas” ini disebut hubungan hierarkhis.

Menurut buku “Guidekine for the establishment and development monolingual thesauri (1981)” dikutip Lalu Anwar (2000) kedudukan suatu istilah dalam hierarkhis ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :

1. Hubungan generik (genus-species) merupakan hubungan antar istilah dimana makna istilah yang satu merupakan species atau jenis dari makna istilah yang lain. Contoh : istilah “Banjir” ditempatkan satu tingkat lebih spesifik daripada istilah “Bencana alam”, karena istilah “Banjir” adalah jenis dari “Bencana alam”.
2. Hubungan partitif (Whole-part relationship) merupakan hubungan antar istilah dimana istilah yang satu mewakili istilah yang lain dalam makna.
Contoh : hubungan antara “rumah” dan “jendela”.

E. Bagian alfabetis.
Bagian ini merupakan perubahan bentuk bagian hirarkhis tadi disusun kembali secara alpabetis serta diperlihatkan hubungannya dengan istilah lain berdasarkan tingakat kesepesifikkan makna, misalnya :

1. Hubungan suatu istilah dengan istilah lain yang satu tingkat lebih luas maknanya dinyatakan dengan BT (Broader Term),

2. Hubungan suatu istilah dengan yang satu tingkat lebih sempit maknanya dinyatakan dengan NT (Narrower Term).

Pencantuman BT dan NT pada bagian alpabetis dilengkapi dengan pencantuman istilah lain yang mempunyai hubungan secara asosiatif dan dinyatakan dengan RT (Related Term).

Istilah-istilah yang dipergunakan untuk menyatakan hubungan hierarkhis dari masing-masing deskriptor serta penggunaannya, adalah sebagai berikut :

DALAM BAHASA INGGRIS
DALAM BAHASA INDONESIA

U = Use
UF = Use For
SN = Scope Note
BT = Broader Term
NT = Narrowar Term
RT = Related Term

G = Gunakan
GU = Gunakan Untuk
RL = Ruang Lingkup
IL = Istilah Luas
IK = Istilah Khusus
IB = Istlah Berhubungan

Keterangan :
 Istilah “Use/Gunakan (U/G)” digunakan dibelakang deskriptor yang tidak boleh dipakai dan menunjukkan harus menggunakan deskriptor lain.
 Contoh : ADMINISTRASI PERSONALIA
 G : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN.

 Istilah “Use For / Gunakan Untuk (UF/GU)” menyatakan hubungan sebaliknya. Ia mengikuti deskriptor yang harus dipergunakan dan deskriptor yang dilarang untuk digunakan tercantun sesudahnya.
 Contoh : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
 GU : ADMINISTRASI PERSONALIA

 Istilah “Scope Note/Ruang Lingkup (SN/RL)” menandakan diberikannya keterangan singkat untuk menggambarkan luasnya arti penerapan deskriptor itu.
 Contoh : ADMINUSTRASI PENDIDIKAN.
 RL : Berhubungan dengan sebagian atau seluruh sistem pendidikan.
 Istilah “Broader Term / Islilah Luas (BT/IL)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih luas.
 Contoh : ADMINISTRASI SEKOLAH
 IL : ADMINISTRASI PENDIDIKAN

 Istilah “Narrower Term / Istilah Khusus (NT/IK)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih sempit.
 Contoh : PERPUSTAKAAN.
 IK : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI.

 Istilah “Related Term / Istilah Berhubungan (RT/IB)” menunjukkan pada satu istilah-istilah yang mempunyai arti serupa seperti penunjukan ”lihat juga” yang biasa terdapat dalam indeks. Istilah tersebut memperluas bidang penelusuran dan menunjukkan arah-arah baru.

F. Fungsi Thesaurus.
Thesaurus dapat berfungsi sebagai sistem untuk mengolah informasi dan sarana temu kembali informasi yang berbasis komputer. Sebagai sistem pengelolaan informasi, thesaurus dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mengolah dokumen seperti pembuatan indeks dan penentuan tajuk. Sebagai sarana temu kembali informasi, thesaurus terdiri dari komponen-komponen pokok yang dapat digunakan dalam sistem temu kembali informasi seperti struktur kosa kata kendali dan sistem acuan (misal ; Gunakan : ….., Gunakan Untuk : …… dsb.).

Dalam proses temu kembali informasi berbasis komputer, pemakai harus menyediakan pertanyaan (query) yang diperlukan dengan menggunakan kata kunci (keyword). Thesaurus menyediakan daftar kata-kata kunci yang disusun secra alpabetis dengan sinonim yang berdekatan dan sering dikembangkan untuk mencakup beberapa indikasi dari istilah yang luas (broader term) dan istilah khusus (narrower term). Dengan kata lain bahwa thesaurus dalam fungsinya sebagai sarana temu kembali informasi, bahwa kosa kata yang terdapat dalam thesaurus dapat dipergunakan sebagai kata kunci (key word) untuk membuat pertanyaan (query) dalam proses temu kembali informasi seperti dilakukan dalam pengoperasiaan Boolean Logic.

Seperti kegunaan atau fungsi sebuah kamus atau daftar kata-kata adalah memberikan definisi atau penjelasan arti tentang kata dan istilah tersebut, menurut Sri Rohyanti Z. (2002) maka thesaurus berguna untuk :
a. Membantu menentukan dan menemukan istilah yang diberi definisi tersebut.
b. Sangat berguna bagi orang yang bertanggungjawab terhadap indexing dan retrieving dalam bidang tertentu.
c. Mencapai standardisasi dan konsistensi dalam pengindeksan dokumen.
G. Tujuan Thesaurus.
Dalam Encyclopedia of Library and Information Science Vol. 30 (1970) dikutip Lalu Anwar (2000) diuraikan bahwa yang menjadi tujuan utama disusunnya thesaurus, antar lain adalah sebagi berikut :

1. Untuk memberikan gambaran tentang bidang ilmu pengetahuan tertentu, menunjukkan pengertian atau ide tentang konsep yang saling berhubungan, untuk membantu pengindeks atau peneliti dalam memahami struktur bidang ilmu pengetahuan tersebut.
2. Untuk menyediakan kosa kata yang standar untuk bidang subyek tertentu yang dipergunakan oleh para pengindeks sacara konsisten pada saat menyusun entri indeks dalam rangka penyimpanan dan atau dalam proses temu kembali informasi.
3. Untuk menyediakan sebuah sistem referensi antara istilah yang telah dipastikan hanya mempunyai satu bentuk sinonim yang digunakan untuk mengindeks sebuah dokumen.
4. Untuk menyediakan panduan bagi para pemakai sistem, sehingga mereka dapat memilih istilah yang benar untuk menelusur subyek tertentu.
5. Untuk menyediakan pengklasifikasian yang hierarkhis sehingga penelusur dapat memperluas atau mempersempit secara sistematis, jika pilihan pertama dalam penelusuran terlalu sedikit atau terlalu banyak petunjuk terhadap bahan yang tersedia.

H. Penutup.
Dengan menyimak uraian yang telah kami sampaikan diatas maka kita mengetahui banyak hal tentang thesaurus baik dari segi persamaan – perbedaan dengan sarana temu kembali informasi yang lain misalnya seperti katalog atau kamus. Juga mengetahui tujuan yang hendak di capai dengan mempelajari serta mempraktekkan dalam menjalankan aktifitas dalam dunia kepustakawanan di mana kita mengabdikan diri untuk membantu user dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

Berdasarkan uraian diatas pula maka dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi dari thesaurus ternyata tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan sarana temu kembali lain yang ada di lembaga-lembaga pusat dokumentasi dan informasi seperti di perpustakaan. Untuk itu perlu di upayakan agar ilmu yang berhubungan dengan penelusuran informasi ini dikembangkan dan disebarluaskan kepada segenap pustakawan agar mereka mengetahui, selanjutnya akan berfungsi dalam membantu pencari informasi menemukan informasi yang diperlukannya.
_* bdn *_

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Lalu. 2000. Thesaurus Sebagai Penunjang Sistem Temu Kembali Informasi. Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan. Volume 7, Nomor 2, Juni 2000.

Leide, E. John. 2002. Pedoman Penyusunan Tesaurus.
Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press

Zulaikha, Sri Rohyanti. 2002. Tesaurus. Dalam Materi Kuliah Analisis Subyek Program D-3 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Unpublished.

***

8 Komentar

Filed under Publikasi

PENTINGNYA MEMBACA

Membaca sangat penting bagi setiap orang. Karena hal itu akan mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang melakukannya. Namun kegiatan membaca ini belum banyak dilakukan oleh masyarakat kita. Hal ini memang menjadi keprihatinan banyak pihak; pendidik, orang tua, dan pemerintah. Upaya upaya untuk membangun kesadaran masyarakat untuk gemar membaca telah lama dilakukan dengan berbagai cara.

Untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan serta kesadaran membaca berikut ini kami sampaikan hal hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan membaca.

Persiapan Sebelum Membaca.

  1. Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca, waktu yang sesuai disini adalah waktu dimana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita.
  2. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30 cm.
  3. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
  4. Ada baiknya sebelum belajar atau membaca kita berdoa terlebih dahulu sesuai dengan kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang kita dapat bermanfaat.

Guna menumbuhkan sikap gemar membaca perlu dilakukan pengenalan membaca sejak dini. Berikut ini hal-hal yang sebaikya dilakukan oleh orang tua yang mengharapkan putra putrinya mempunyai kegemaran membaca.

1. Tanamkan Minat Membaca Sejak Dini

a. Penggunaan bahasa yang baik

Hal utama yang dipelajarinya anak ialah bahasa dan ucapan orang-orang di               sekelilingnya. Bahasa yang kurang baik tidak membantu membina kemahiran  berbahasa mereka dan akan menyebabkan mereka kurang percaya diri apabila belajar membaca nanti.

b. Bercerita

Mendengar cerita adalah antara aktivitas di rumah yang dapat menanamkan minat baca pada buku. Melalui aktiviti bercerita membaca buku-buku cerita bergambar, minat membaca anak-anak dapat dipupuk. Mulalah dengan bercerita menggunakan buku-buku cerita yang cantik dan menarik lukisannya. Sambil bercerita, pastikan jari kita menunjuk kepada tulisan yang dibaca.

2. Memberi Rangsangan Yang Sesuai

a. Bermain permainan yang mendidik

Permainan membina blok sangat penting untuk melatih koordinasi mata tangan dan melatih memberi tumpuan. Bahkan bermain sambut bola atau menangkap bola yang sedang bergerak juga amat berguna. Dua kemahiran ini, koordinasi mata-tangan dan memberi tumpuan, sangat berguna apabila anak kecil belajar membaca dikemudian hari.

b. Mewujudkan budaya membaca di rumah

Budaya yang baik di rumah sebenarnya dapat merangsang minat membaca. Hal ini tentunya peran orang tua sangat besar dengan memberi contoh memanfaatkan waktunya untuk membaca. Ada baiknya sediakan rauang khusus sebagai perpustakaan keluarga di rumah. Adapun koleksinya; surat khabar , majalah dan buku-buku ibu bapak.

Dengan mempunyai kemauan dan kegemaran membaca sejak dini maka pada usia kerja nanti akan senantiasa terbawa kebiasaan tersebut. Dengan demikian pengetahuan dan wawasannyapun akan senatiasa bertambah, hal ini akan membawai pengaruh positif pada peningkatan diri serta prestasi kerja dimasa mendatang.

Tinggalkan komentar

Filed under Publikasi

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

1 Komentar

Filed under Uncategorized